Rabu, 31 Desember 2008

aku tak kan pernah mengerti
apa yang terkecap di ujung benakmu
pun aku tak akan pasti
apa yang terlukis di sudut rasamu


untuk itulah adanya lidah
tuk menguak setiap derak kata
yang mewakili setiap helai rasa


namun ketika nyatanya lidah kelu
setiap huruf pun membeku
saat itulah jemari kumainkan
menari dan berlari di atas tuts tust putih ponselku


telah kukirim untaian kata seulas pesan kepadamu
yg terlemparkan oleh satelit
langsung melesat ke layarmu


kutulis sebuah bait terindah bagimu
cukup kiranya memetakan benang merah di jarakku terhadapmu


namun kala titik nol yang ada di hantarku
apalagi yang bisa q upayakan?
Saat itulah keimanan bermain peran


yg kuhadapi nyatanya hanya kebisuan
yang mengalahkan lenguh lirih pegunungan di ujung ufuk
hanya kebekuan jarak
yg bertalu merdu mengiringi desau angin


pun ketika rinai hujan menempatkanku di sana
tak lebih dari sedepa darimu
bisu masih juga nyata
hingga pada saatnya ku hanya mampu menatap punggungmu


bahkan kaupun tak sisakan seulas senyumpun
di jabat tanganmu
pada detik akhir


nyatanya..
Inginku hanya meruntuhkan gunung es yang tak juga runtuh...


lalu..apatah artinya skian waktu tawa dan canda d tebarkan di jalanya jarak
bagaimana kiranya skian dawai gitar yg menelisik lembut pada malamku?

Selasa, 30 Desember 2008

Sekian banyak kata berputar di kepalaku
namun tak satupun mampu ku ucap
kelu membebat lidahku
kering menyergap kerongkonganku


ingin rasanya aq menebar canda tawa denganmu
ingin q miliki kau sbg bagianku
tapi apa?


aq hanya mampu terdiam
tersudut di ujung pikiran rumitku
terkungkung ego sempitku
tersembunyi di balik topeng keangkuhanku


kau tau..
tanganku gemetar d saat kutemukan wajahmu nyata d hadapku
sendiku serasa lemas seketika
tanpa sanggup q jabat tanganmu


dan yang terjadi
q hanya mampu memandangmu lekat
lewat stiap celah cahaya
di jarak manapun..

Senin, 29 Desember 2008

Seuntai permohonan untuknya

Ya Rabb...
Jadikanlah sejuk hujan ini
mengaliri stiap lekuk hatinya
agar ia merasa kedamaian daripadanya..


lengkungkanlah senyum di bibirnya
hingga kedua kelopaknya
turut bercahanya


rengkuhlah ia dalam keagungan kasihMu
dalam naungan ridhoMu


balutlah stiap luka dan memar di dirinya
keringkan stiap bilur kepedihan di hatinya


hadirkan kepadanya teman hidup
yang senantiasa menyediakan kehangatan pangkuan
untuknya merebahkan kepala


Duhai ia yang mengisi sbagian hatiku
yg hadir di stiap jeda ingatanku
yg kusebut di stiap sujud panjangku...

Minggu, 14 Desember 2008

blue moon

siapa yang tiada senang memandangi malam?
jatuh cinta terhadap sang dewi rembulan
terperangah dalam keindahan sinar lembutnya
lengah dalam kehangatan dekapnya


dan aku ...
aku satu dari pengagumnya
yang terkadang mencari makna dari adanya
bahwa hidup seperti sedianya


setiap kelahiranku adalah bulan baru
kemudian aku pun tumbuh
bergerak...


dalam masa pencarianku akan cita dan cinta
bulan menjadi sabit
dan separuh ketika cinta kutemukan
namun akan kah menjadi purnama?


dalam kesendirian perjalananku
akan kah cinta itu sempurna selayak purnama
dan mungkin ketika pun ia menjelma purnama
tak kan lah selalu demikian


ada saat nya ketika purnama bergulir menjadi sabit
atau mati di akhir masa


ah...setidaknya aku tahu
meski mungkin kutemui jalan buntu di hadangku
akan selalu ada bulan baru untukku
yang harus kulalui hingga menjelma purnama

Kamis, 11 Desember 2008

kesempurnaan cinta

dimanakah letak kesempurnaan cinta itu?
adakah ia ada ketika cinta menjadi milik
adakah ia nyata ketika cinta dalam peluk
atau adakah ia hadir kala cinta bersambut


entahlah
yang kutahu, kuyakini
aku mencintamu
duhai engkau yang bukan siapa siapa


dan yang kutahu
aku harus melepasmu
menjauh pergi darimu
meski sungguh ku tak ingin


nyatanya
aku hanya lah serpih debu
yang membuat kelopakmu perih
dan menggulirkan bening dari pucuknya


yang kumengerti
kesempurnaan cintaku
bukan lah dengan memilikimu sebagai bagianku
bukan mendekapmu sebagai ragaku
tapi menjauh darimu sebagai jiwaku
agar bahagiamu lebih ada


karna aku yang rapuh ini
tak akan mampu memindahkan secuilpun duri
yang meratai ragaku