Rabu, 23 Juli 2008

Het Geheim van Meede - antara sejarah dan fiksi

Judul : Rahasia Meede

Pengarang : E.S. ITO

Penerbit : Hikmah (PT. Mizan Publika) , 2007

Ukuran : 20x13x2,2 cm; 675 halaman

Jenis : fiksi - thriller

Harga : Rp. 69.000


Serangkaian pembunuhan terhadap orang - orang penting terjadi, mulai dari politisi, bisnisman, hingga ilmuwan dan ulama. dilakukan dengan sangat rapi, hingga bahkan tak nampak seperti pembunuhan. Namun ada 1 wartawan dari Indonesiaraya yang mencoba menggabungkan setiap peristiwa demi peristiwa, Batu Noah Gultom. dan rangkaian pembunuhan tersebut terjalin membentuk satu kesatuan, dimana lokasi pembunuhan adalah kota berawalan B yang merupakan napak tilas dari jejak Mohammad Hatta. dan setiap pembunuhan terkait dengan rangkaian pesan yang merupakan 'tujuh dosa sosial' menurut Mahatma Gandhi : Peribadatan tanpa pengorbanan, politik tanpa etika, kekayaan tanpa kerja keras, pengetahuan tanpa karakter, sains tanpa humanitas, dan kesenangan tanpa nurani.

Sementara di Jakarta, 3 peneliti dari Oud Batavie berusaha menguak rahasia sejarah yang tersimpan di perut bumi kota Batavia (Jakarta).

juga seorang mahasiswi Leiden, Cathleen Zwinckel, yang mengadakan tesis tentang VOC di bawah bimbingan Professor Huygens. menikmati lembar demi lembar catatan sejarah yang tersimpan rapi di ANRI, mencari 7 lembar dokumen pengiriman barang.

Nama Anarki Nusantara dan Attar Malaka yang telah dikabarkan mati pun kembali disebut. Gerakan ini kembali hidup dan diselidiki sebagai dalang utama dari rangkaian pembunuhan dan kerusuhan.

Apa sebenarnya motif dari seluruh Pembunuhan Gandhi tersebut? Apakah ada hubungannya dengan Anarki Nusantara ? Dan apa yang dicari Cathleen Zwinkell dalam dokumen yang hilang tersebut? Apa yang menyeret seorang intelijen muda sehingga terpaksa berhadapan dengan seorang anarkis, karibnya semasa SMA?

Apa yang coba di cari oleh 3 orang peneliti itu hingga mereka menggali dan menyusuri terowongan bawah tanah yang membelah Jakarta dari Dasaad Musin Building, Museum Fatahillah ke utara hingga Pelabuhan Sunda kelapa, dan ke arah sebaliknya melewati Harmoni, Monas, Lapangan Banteng dan Istana merdeka. Mencoba menguak rahasia sejarah De Ondergrondse Stad.

Dan apakah harta karun emas VOC itu benar benar ada dan tersembunyi di perut bumi Jakarta, hingga delegasi Indonesia yang dikabarkan mendapatkan peta lokasi harta karun dengan serta merta menyetujui penyerahan kedaulatan dalam KMB dengan menanggung hutang Hindia Belanda sebesar 4,3 miliar gulden.

Piawai dan penuh misteri. lihai dalam penuturan. E. S. Ito lewat bukunya mencoba menggabungkan fakta fakta sejarah dan fiksi dalam memori bayangannya. Begitu detail sejarah yang terangkum, lengkap dengan nama tokoh, lokasi dan waktu. Sejarah Indonesia yang bahkan mungkin aku sendiri tak mengerti sejauh itu. Pengetahuan sejarah yang demikian dalam, hingga aku sendiri sulit membedakan antara fakta sejarah dengan fiksi rekaan. Menyelipkan budaya asli pedalaman suku Mentawai yang terlupakan. Mengingatkan kembali tentang Nasionalisme dan perjalanan menuju kemerdekaan. Juga beberapa nilai yang disampaikan lewat guru sejarah, Guru Uban, tentang pentingnya sejarah, tentang kemerdekaan. Lengkap dengan istilah - istilah Belanda dan nama gedung di kota tua batavia. Monsterverbond, Lindeteves, Groote Huis, Koningsplein, Waterlooplein. dan kunci terpenting adalah Sabda Revolusi. Terkubur jauh di perut bumi, tetapi bisa dilihat setiap hari. Tersembunyi tetapi diketahui semua anak bangsa. Terbenam tetapi sebenarnya mencumbu awan. Penuh rahasia tetapi menjadi keseharian manusia Indonesia.

Lewat novel inipun kembali E.S. Ito mengingatkan kepada pembaca agar lebih memperhatikan peninggalan sejarah yang kini bahkan terbengkalai. Lihat saja Jakarta masa sekarang, bangunan bangunan bersejarah telah dirobah sedemikian rupa, atau bahkan rusak karena tiada lagi pemeliharaan.

Alur awal yang melompat lompat di awal cerita mungkin sedikit membingungkan dan membosankan. Juga kemunculan tokoh Guru Uban yang sepertinya tiada andil dalam cerita, namun tokoh ini ternyata mengambil sebuah peran penting.

Novel yang layak untuk di baca menurutku, banyak cerita sejarah yang akan menyegarkan ingatan kita. Menggelitik, mendorong untuk semakin mengenal lika liku kota tua Jakarta.


NB : Maaf klo terlalu panjang :)

Jumat, 18 Juli 2008

अन answer

hatiq mulai bernyanyi..
senandung lagu sendu tak terungkap..
sedih sedan anggapanq ini..
menunggu datangnya sang rembulan hati..
akankah dia hinggap dihatiQ..
ataukah pergi dengan membawa semua cintaq..
lelah pun tak terkira..
tanpa adanya api keberania diri..
apiQ redup n lebih kecil dr lilin ditengah padang gersang..
menantikan cahaya indah dari sang kekasih..
menantikan belaian lembut ke relung hati
dengan segala pesona yang ia miliki..
nantikan hembusan baru dalam hidupq..
tapi aq terus dsini..
diam terpaku tanpa keberanian..
diam terpaku hanya menunggu..
seperti pungguk merindukan bulan
dan bulan hanya memandangQ sepi tak besuara
by someone 11062008





tahukah hatimu.
diam terpaku ragu
sedih melagu sendu
sepi meraung pilu


dan mengertikah kamu
aku disini termangu
menunggu keberanianmu
tergugu dalam diam kepompongmu


dan ketika tahun tahun berlalu sunyi
tiada juga lagumu bersenandung
aku mendadak bersemu ragu
dan berhenti untuk menunggu


dan kini
kau menyapa kembali
dengan meminjam rupa malaikat
hadir di hadapanku
begitu nyata dan aku percaya


hingga kemudian aku tahu
ada bidadari lain yang memetik jemarimu
lalu buat apa lagi diriku untukmu
....

इन memoria

indahnya cinta tak kukecap,,
dengan adanya angin rindu yang berlabuh..
mungkin belum saatnya waktuku tuk milikinya ..
karena telah lewat masaku..

akankah angin itu kembali padaku..
atau hanya sunyi yang tak dapat diraih..
bertanyalah pada sang embun rindu..
atau pada sang pelangi hati

by someone 11062008


cinta itu belum terucap kepadamu
belum hinggap dalam pelukmu
pikirmu..
bagaimana ia akan kembali
jika ia tiada hadir sebelumnya


apakah itu yang kau maksud 'saat'
apa ketika kau hanya terdiam beku
hanya menanti bisu?
cinta memang tak bisa dilukis
tapi ia butuh lebih
lebih dari sekedar kebisuan


embun rindu yang mana?
matahari kurasa menguapkannya selalu
pelangi hati yang mana?
rinai kecil pun tiada menitik hujan
kenapa tiada kau perlihatkan saja padaku??
aku sungguh tiada mampu merabanya
pun sekedar mengendus aromanya

Kamis, 17 Juli 2008

so long n gudbye

yup, saatnya kata itu tergelincir pelan dari bibirku juga dari hatiku..
aku telah mencoba dan ternyata aku tak mampu.
aku telah merintis dan ternyata semua telah hancur berantakan
berpuing duka
berlembah air mata
maaf, hanya itu yang tersisa
mungkin nanti ...
ah ...

Selasa, 15 Juli 2008

tiada sendiri

siapa bilang rembulan itu sendirian menatap malam
siapa bilang malam kesepian menggenggam kelam
tidakkah kelopakmu mengenali itu?
tidakkah hatimu melihatnya?
bintang menemani rembulan sepanjang malam
senja menggandeng malam melintasi kelam

mengertikah kau?
tiada yang pernah sendiri
menyepi di tepian sisi

Dia lah yang akan menjadi temanmu
karena Dia tiada akan meninggalkanmu


juli 15, 2008

Senin, 14 Juli 2008

terserah

aku melangkah pulang hari itu. bertemulah aku dengannya sebelum aku mencapai kediaman orang tuaku.
aku masih berharap semua bisa diperbaiki, meski sedikit harapan itu tersisa.
aku masih berharap semua ini patut untuk dinanti, diperjuangkan dengan sepenuh hati.
aku masih berharap percaya itu menyapa lagi dalam titik relung hati
tapi..
yang kujumpai tiada sesuai dengan rasa yang diingini
tidak, bukan begitu..
awalnya memang terjadi seperti harapan, semua bisa dimaafkan dan terlupakan, bersama kembali melangkah
tapi, tiba tiba tanpa diduga aku menemukan fakta lain di balik semua nya
beberapa fakta dan perlakuan yang disembunyikan dariku
beberapa bukti yang dihapuskan dari daftarnya
dan runtuh kembali semuanya
menyerpih menjadi abu
aku rasanya tak mampu lagi untuk mempertahankan ini
aku tiada peduli lagi akan resiko jangka panjangnya
aku rasanya tiada ingin memperjuangkannya lagi
karena setiap kali luka itu kembali menyayat dan begitu seterusnya
aku berserah saja kepadaNya
berserah....

Kamis, 10 Juli 2008

aku belum juga mengerti

hari ini aku akan pulang dengan kereta malam..
aku akan menemuinya, sesuai kesepakatan bersama.
tapi setelah sekian hari tidak berbicara dan berpikir tentang segalanya, aku masih blum mengerti, apa yg paling aku inginkan. apa yg terbaik untukku. aku belum punya keputusan bulat ternyata.

Ternyata, banyak sekali yang harus dipikirkan. yang harus dipertimbangkan. Banyak hal yang terbentur pada titik titik tertentu. aku tak tahu lagi. aku seakan tak bisa berkompromi dengan hati dan logikaku. keduanya tak mau aku ajak berdiskusi. buntu pada jalan ini.

dan entah bagaimana jadinya nanti, ketika pertemuan itu terjadi. tanganku masih kosong. aku rasanya belumlah ingin bertemu dengannya. hufhhhh

Rabu, 09 Juli 2008

Keharusan Menjadi Benar Adalah Penghalang

Ketika iseng membongkar - bongkar file di kompiku, aku menemukan sebuah surat dari seorang teman yg didalamnya terselip kata2 seperti ini :

---------------

Orang secara budaya dikondisikan untuk benar. Orang tua selalu benar. Guru selalu benar. Dosen selalu benar. Bos selalu benar. Siapa yang benar menentukan apa yang benar. Suami-istri bertengkar soal masalah-masalah yang intinya justru terlupakan akibat keduanya berebut menjadi pihak yang benar.
Partai-partai politik berpendirian harus benar. Seberapa sering partai politik menerima sikap pihak lain? Bayangkan jika semua energi yang dicurahkan untuk membuktikan pihak yang salah-dan kita benar-disalurkan untuk memikirkan apa yang terbaik bagi apapun. Yang lebih parah lagi, keharusan menjadi benar menghambat pertumbuhan, karena pertumbuhan tidak akan terjadi tanpa mengubah, mengoreksi, dan mempertanyakan diri sendiri.
Jika kita harus benar, kita menempatkan diri sendiri dalam suatu benteng tertutup. Tapi begitu kita merasakan hebatnya tidak harus benar, kita akan merasa seperti berjalan melintasi padang terbuka, dimana cakrawala terbentang luas dan kaki kita bebas melangkah kemana saja. (Mind Set, John Naisbitt p.69)
---------------

Yup, doktrin selalu benar sepertinya memang menjadi budaya. doktrin bahwa atasan selalu benar bahkan dituangkan dalam sebuah aturan perpasalan yg seringkali terngiang :

pasal 1 : atasan selalu benar

pasal 2 : jika atasan salah, kembali ke pasal 1

Bahkan kita sendiri, selama ini mungkin seringkali merasa benar dalam segala sesuatunya. terkadang mata hati tertutup akan kebenaran kita itu sendiri. Padahal seharusnya kita lebih membuka hati dan pikiran terhadap sekitar. tak ada salahnya menerima kritik, mengevaluasi diri, dan menambah wawasan ilmu.

kebenaran adalah apa apa yg teguh dalam hati, yakin dalam perbuatan, dan termaktub dalam kitab pengatur kehidupan. kesalahan adalah apa apa yang syak dalam hati, ragu dalam perbuatan, ditentang dalam ketentuan kitabullah..

Lalu bagaimana dengan pendapat kebanyakan? apakah yg benar adalah yg menurut kebanyakan orang itu tersebut benar dan yg salah adalah yg menurut kebanyakan orang tersebut salah?? apakah pendapat mayoritas menentukan kebenaran itu sendiri dan pendapat minoritas terhadap mayoritas harus diabaikan?

Sungguh, benar salah sejatinya hanya Dia yg tahu.

Selasa, 08 Juli 2008

kita usai disini saja!!

kata kata itu...
sering sekali terlintas dalam benakku. mengusik kedalaman batinku, memaksaku untuk meninjau ulang semuanya. berpikir dan menelaah segalanya.
tapi seperti yg telah lalu, dan selalu begitu sebelumnya, kata itu hanya pernah terucap, namun tak disambut, dan akhirnya aku berhasil menarik niatku, atas segala pertimbangan.
kini, setelah kesekian kalinya kata itu melintasi benakku, aku kembali berpikir.
masih bisakah aku meneruskan semua ini?
masih sanggupkah aku bertahan setelah semua kejadian ini?
masih adakah hatiku setelah semua goresan luka yg menyayat dalam perih?
masih adakah kesabaranku menghadapinya?
masih adakah keikhlasanku untuk menerima kembali dirinya untukku?
masih pantaskah semua ini diperjuangkan?
dan semua pertimbangan ini memenuhi isi kepalaku, berdesakan dalam pusaran kabut rasaku..
membuatku terdiam dalam bisuku..
yap, setidaknya aku harus memikirkan semuanya dengan baik.
aku butuh kesendirian untuk berpikir tentang aku dan dia
setidaknya aku harus memutar ulang semuanya, menarik sebuah garis lurus dan membuat keputusan untukku sendiri..
ketika kata usai dikumandangkan, aku harus melontarkannya dengan kerelaan dan pertimbangan kuat, sehingga tiada akan ada sesalku di kemudian hari...

sebuah walimah

pagi itu ketika jarum berdentang 7 kali, katika matahari mengintip dari celah celah jendela balkonku, aku bergegas merapikan diri. melaju dengan kecepatan maksimal yg aku punya, aku tak ingin terlambat menikmati prosesi itu.
maka tibalah aku di sana, 30 menit sebelum akad dilangsungkan.
tak banyak yang bisa diceritakan tentang pesta yg di gelar, hanya sebuah ruang sederhana yang tersedia. sebuah sekolah TK yang dihias sedemikian rupa, dengan jalan sempit di depannya yg juga di pasangi tenda, disulap menjadi tempat resepsi. kursi" masih utuh terlipat, karena jalan raya yg hendak digunakan masih ramai dilewati.
dengan kesederhanaan yg sama, akad dilangsungkan pada dentang ke8 di sebuah masjid yg tak jauh dari lokasi resepsi.
meski semua sederhana, tanpa iringan musik atau prosesi formal lainnya, akad yg di gelar berlangsung kidmat..

di awali dengan salam dan bismillah, sang MC pun membawakan acara dengan kesahajaan yg sama. Lantunan ayat yg dikutip dari AnNisa bergema mengawali acara. Syahdu terangkum pada nadanya..
Dan sebelum akad diucap, berhubung salah satu maharnya adalah ArRahman, mempelai pria pun segera menunaikan membaca ArRahman. Bukan, menghafal tepatnya..
dan kali ini gema suara yg terangkai dari tarian huruf ArRahman, menyihir hadirin yg hadir mulai dari tarian pertama. menyentuh sedalam lantunan suci. menyeruak dalam haru..
luluh dan berleleran air mata demi mendengar "fabiayyi 'aalaaa irabbikuma tukadzdzibaan"
Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan..
meski masih terdapat sedikit kesalahan, tapi khusyuk yg tercipta mengaburkan kesalahan. dan tetap indah pada takarannya...
Dan ketika ijab terangkat dan qabul terangkai, kata sah keluar dari sang penghulu, maka terlontarlah berbagai ucap syukur dan pujian kepadaNya...
dan acarapun segera berlanjut dengan segala kesahajaannya.
itulah pertama kali aku menjadi bagian dari panitia sebuah pernikahan teman liqo..
kesahajaan yg ditampilkan tak mengurangi syakralnya acara, justru semakin indah dalam rangkaiannya, menurutku...

dan aku, ada sesuatu yg menyembul di dalam sana...
aku pecinta ArRahman, tapi belum mampu menghafalnya. meski begitu aku ingin suatu saat nanti, entah kapan.... sesuatu itu ada untukku :)

Senin, 07 Juli 2008

kisah sebuah kepercayaan yg terabai

masa itu, 2.5 tahun waktu mundur, seorang gadis yg baru mengenal sejatinya hidup, sendirian dalam pencarian, bertemu dengan seorang pemuda, sosok sempurna di matanya, di saat yg tepat ketika ia membutuhkan penopang. dan gadis itu, dengan segala kepolosannya, begitu kasihnya kepada sang pemuda. melimpahkan semua cinta kepadanya. seutuhnya. sepenuh hatinya, dengan kepercayaan yg tanpa batas. tiada sedikitpun ragu dan curiga terselip dalam hati sang gadis. baginya sang pemuda adalah malaikatnya, segalanya, tempat bersandar baginya. apapun yg dikatakan, ia menuruti dengan kepatuhan yang ajaib.

tapi, seiring waktu berjalan sang gadis mulai menyadari segalanya, dengan perlahan. seperti jarum yg menggores dengan pelan tapi membawa racun yang menjalar cepat dalam nadinya. kebohongan demi kebohongan terbuka di hadapannya..kata demi kata, fakta demi fakta, dengan suara selembut sutra..yg menggesek halus setipis luka yg disayat sembilu. meski demikian, demi mempertahankan yg telah dimulai, sang gadis masih mampu menerima dan memaafkan. hatinya masih seluas langit..meski ada setitik lubang yg tercipta dari kumparan luka, ia masih tegak menggenggam jemari sang pemuda.

dan kemudian..beberapa selang setelahnya, sebuah fakta kembali terungkap. fakta yg berusaha di kubur rapat, tentang sebuah masa yg terlampau lalu. yang terselubung rapi dalam kesahajaan yg tersimpan dalam kesederhanaan tampilan. dan kali ini, bukan cuma lubang kecil, tapi retakan" yg melebar dan nyaris berkeping. dan sekian kalinya si gadis berusaha memulihkan retakan itu. dengan sisa kesabaran yg dimiliki, ia kembali menerimanya dan menambal keping yg nyaris terburai, satu per satu dengan segala pengorbanan, dengan lem air mata dan keikhlasan. Namun ada satu yg berubah. si gadis menjadi lebih logis dibanding sebelumnya. bukan lagi semata mengutamakan rasa, tapi realisitas, meski realistas itu terbentur pada 1 hal yg tak bisa ia ubah. ia terbentur dalam sebuah titik yg membuatnya tak mampu melangkah dan harus rela. maka ia masih berusaha semampunya. MENERIMA...

tapi apa?
si pemuda yg berikrar akan berubah, akan memperbaiki semuanya, kembali mencuil hati sang gadis. kali ini meski bukan kesalahan besar, tapi kepercayaan sang gadis benar" kembali terburai...luruh kembali, merosot dalam titik rendah kulminasi.. dan akankah ia mampu kembali menerima kali ini??
ia ternyata masih belum merasa yakin untuk itu. menyusun ulang semua serpihan yg terburai membuatnya tak yakin kembali...ia butuh lebih dari sekedar kata

kukira...
kepercayaan...
ternyata begitu mudah diberikan
namun sulit untuk diabadikan.