Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
.........................................................................................................................................................
Asw,lg sibuk bwt apa ni?oy km da knalan dosen pa nak ekonomi/accounting ga?(delivered 10/01/08 18:50:30)
w3,y biasa mo nulis.mang knapa tnya dsen/mhs accounting?mbakku alumnus akntnsi.mo cari jdoh dr accounting,he2..(receipt 10/01/08 18:56:06)
tumben km trtawa!!mo tukar wacana aj,share idea,dll!wah jodoh?hm..ga tahu pngen yg bisa ngurus anak aj!wah ak nyari dosen sociolingua aj deh..he3(delivered 10/01/08 19:07:50)
Dsen ssiolngstik?!Aq pny knalan,dia cntik,brjilbab,rmhe jogja,mau dknalin?(receipt 10/01/08 19:09:41)
kalau dia punya record spt km mngkn ku prtimbangkan!Apa dia khilaf trus bisa mnerimaku?he3 (delivered 10/01/08 19:18:18)
dia janda..seumuran bulekku,he2..(receipt 10/01/08 19:19:29)
wah2..teganya!ak kn mo nyari yg gadis(mngkn spt dirimu)!he3!tp g kok..i realized that u're untouchable, never caught...(delivered 10/01/08 19:27:00)
iye2 maaf bcanda.tp jngan bilang i'm untouchable, never caught...biasa wae!(receipt 10/01/08 19:35:48)
ya..2!hm km akhrnya bs bcanda juga,g spt org bilang,km super serius!hm..maaf jg!tp ku blm bs bilang km reachable..(delivered 10/01/08 20:09:00)
why blm reachable?!(receipt 10/01/08 21:11:39)
Bsok aj ya aku jawabnya!kalau ga sms ya email!cm pndapat pribadi aj kok..terimakasih..(delivered 10/01/08 23:18:23)
.........................................................................................................................................................
SMS exchange kemaren malam, niat awalku memang seperti apa yang aku tulis dalam SMS pertamaku, mencari kawan untuk bertukar pikiran (sebenarnya buat bertanya juga si...). Aku pikir dengan lingkunganmu sekarang mungkin kamu punya rekan dengan kualisifikasi seperti apa yang aku tanyakan, tapi kamu kok jawabnya gitu huh..(kadang kejutan itu juga penting..hehe)! Jodoh? wah selama ini memang kepikiran, tapi sementara waktu aku berusaha untuk menepis hal itu. Kalau melihat teman-teman yang sudah menikah, wah alangkah senangnya! Tapi aku yakin kok semua itu ada handicap dan tantangan sendiri-sendiri yang tidak aku lihat. Aku juga kaget ketika dirimu menulis punya kenalan dosen JANDA sosiolinguistik!!! What.... !!!! for a while i couldn’t believe you said that. Keterlaluan....ini seorang Isnaniah gitu lho!! tapi karena nuansa awalnya sudah joking (yang memulai dirimu ya..!) sekalian aja aku tambahin, hal ini sedikit mengubah persepsiku tentang dirimu. Kan ada yang bilang kamu super serius, educational oriented, de el el pokoknya yang on the right track banget, ternyata bisa juga bercanda (rocker kan juga manusia..ya kan?). Aku yakin kok persepsi orang seperti itu tidak salah dan wajar kalau dikaitkan dengan pekerjaanmu dan apa yang kamu kerjakan selama ini. Wah maaf ya...bukannya aku sedang men-judge dirimu sekedar menulis apa yang aku yang ada dipikiranku waktu itu.
UNTOUCHABLE AND NEVER CAUGHT itu hanya pendapat pribadiku aja kok, ketika aku berpikir mo mencari seseorang yang seperti apa sich untuk dikhitbah. Mengutip kata-kata Andrea Hirata dalam Edensor (Tetralogi ketiga Laskar Pelangi)...”aku sadar diri dari seluruh kemungkinan logis ketertarikan antara pria-wanita baik secara fisik, materialistik, filosofik, idealisme, kultur, expectancy, chemistry, gengsi, atau parameter umum lainnya, tak secuil pun aku memenuhi kualifikasi...” Atau kata-kata Fahri Abdullah Sidiq dalam AAC-nya Kang Abik yang menganggap dirinya lumpur hitam yang ketika memandang mahasiswi saja seperti punguk merindukan bulan. Dia tidak pernah mengizinkan dirinya untuk melakukan hal yang sia-sia dan membuang tenaga, yang menyumpahkan dirinya untuk tidak membukakan pintu kecuali ada yang mengetuknya. Bukan suatu bentuk keangkuhan tetapi rasa rendah diri, dia berpikir dia itu siapa? Hanya anak petani. (kalau melihat diriku..yang sama hanyalah anak petani doang yang belum punya keberanian mengetuk pintu-yang kadang tidak terkunci..hikz-yang lainnya sangat kontras. Hehe..) Ya..mungkin kamu berpikir aku tidak confident (i knew it but i couldn’t do anything). Jika laki-laki menang untuk memilih tapi bukankah pihak perempuan yang menentukan-accepted it or dumped it. Prepare for the worst...kesimpulannya, dalam hal jodoh untuk mendapatkan orang-orang dengan kualifikasi seperti dirimu bagiku sekarang ini (mudah-mudahan nanti tidak) masih untoucable, unaffordable, unreachable, (n)ever been caught bagiku. Nantinya entah siapa yang aku dapatkan ya..seseorang itulah yang akan kujaga selamanya, tanpa membanding-bandingkan dengan yang lain (kan semua orang pada dasarnya tidak senang dan tidak mau untuk dibandingkan coz mereka unik dengan kelebihan dan kelemahan masing-masing. Pastinya akan sangat tersinggung harga dirinya bagi mereka yang kalah, apalagi kalau proses membandingkannya itu menyakitkan..heheh- terimakasih kepada seorang kawan yang telah banyak bercerita tentang hal ini).
“Perbaikan bisa dilakukan sejalan dengan proses!!” kawan kecilku mengatakan kepadaku sesaat sebelum dia Akad awal Januari ini! “Ya...mudah-mudahan, tapi aku durung gaduk kuping je!!..hehe” jawabku singkat. Memang harus berharap mendapat yang baik, perjuangan tidak akan pernah berhenti kawan...!!!
Ah..kenapa kok terus ngomongin jodoh si.. memang wajar bagi orang seumuran kita, tapi bukankah masih banyak hal lain yang lebih baik untuk di discuss, apa lagi aku laki-laki dan kamu kan perempuan, dengan karakter masing-masing yang belum sepenuhnya diketahui takutnya terjadi salah paham dan fitnah. Mungkin bahasaku terlalu buruk untukmu sehingga menimbulkan perspektif yang ambigu tapi setidaknya aku yakin dengan kemampuanmu saat ini kamu dapat berpikir secara tepat. Aku sudah berusaha membahasakan dengan kata-kata non formal biar tidak kaku. Hehe...
Ini aja yang di-discuss, bagaimana arti kemanusiaan? Bagaimana cara agar orang dapat berguna bagi orang lain? Bagaimana bentuk aktualisasi diri yang selalu kau dengungkan? Begitu banyak pertanyaan yang mengemuka yang tak dapat aku jawab dengan segera. Begitu banyak hal yang tidak dapat aku lakukan, banyak hal yang aku tidak mengerti. Aku berusaha untuk selalu mencari apa yang seharusnya terjadi, sampai kadang merasa lelah hati dan akal ini mencerna apa yang aku lihat, yang aku rasakan. Apa aku sudah terlalu bodoh untuk hal ini. Tidak....tidak aku tidak bodoh aku punya akal. Memang harus sering untuk diasah agar lebih terbiasa untuk berpikir...Apakah engkau tidak berpikir?
Kelihatannya porsi mencari jodoh cukup menyita pikiranmu. Mungkin memang sudah waktunya bagi Mba’ untuk menikah kali ya!!! Mba’ Jadi menikah tahun depan (tahun ini)?? Dah ada calonkah?? Siapa, professor mana Mba’? Do’akan aja aku tahun depan menikah, kalau ga tahun depannya lagi dan tahun depannya lagi sampai ketemu...mungkin yang kutemukan bukan orang yang paling cantik, dan bukan orang yang paling jenius yang pernah kutemui tetapi dia adalah orang yang harus bisa aku percaya dan mampu menjaga kepercayaanku..hehehe!!!
Aku tidak berharap kamu akan memberikan tanggapan tulisanku ini, lah tulisan amburadul ini kok mau ditanggapi (coz mungkin kamu akan lebih menggunakan dalil-dalil agamis –biarlah tersirat aja-, bagus sih...but this time I just wanna see this case out of the box not ordinarily inside the box. Ada banyak kata-kata yang ku tulis berisi pengandaian tapi bukankah segala sesuatu itu berawal dari pengandaian, impian dan juga harapan? Mudah-mudahan aku tidak berharap tentang dirimu..Bismillah!!
Gitu aja deh Mba’...terimakasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
.........................................................................................................................................................
Keharusan Menjadi Benar Adalah Penghalang
Orang secara budaya dikondisikan untuk benar. Orang tua selalu benar. Guru selalu benar. Dosen selalu benar. Bos selalu benar. Siapa yang benar menentukan apa yang benar. Suami-istri bertengkar soal masalah-masalah yang intinya justru terlupakan akibat keduanya berbut menjadi pihak yang benar.
Partai-partai politik berpendirian harus benar. Seberapa sering partai politik menerima sikap pihak lain? Bayangkan jika semua energi yang dicurahkan untuk membuktikan pihak yang salah-dan kita benar-disalurkan untuk memikirkan apa yang terbaik bagi apapun. Yang lebih parah lagi, keharusan menjadi benar menghambat pertumbuhan, karena pertumbuhan tidak akan terjadi tanpa mengubah, mengoreksi, dan mempertanyakan diri sendiri.
Jika kita harus benar, kita menempatkan diri sendiri dalam suatu benteng tertutup. Tapi begitu kita merasakan hebatnya tidak harus benar, kita akan merasa seperti berjalan melintasi padang terbuka, dimana cakrawala terbentang luas dan kaki kita bebas melangkah kemana saja. (Mind Set, John Naisbitt p.69)
.........................................................................................................................................................
Jurangmangu Timur, January 11 2008 07:29:34 AM modified @ January 12 10:03 AM.
awalnya aku ragu untuk kasih komen, tapi karena dia meminta komen lewat sms, terpaksa di reply juga, buru buru siy, coz dia bilangnya "now or never, n jgn lupa forward by sms"
reply:
-------------------
Sebenarnya aku juga ga tahu mau kasih comment seperti apa, hmm mungkin lebih tepatnya merasa ga layak meski dalam otakku sempet juga muncul pendapat kecil tentang buah pemikiran dan sikap yang kamu ambil. Dan demi membaca message km “w3, komennya..?” (receipt 14/01/08 , 12:27:22) aku berpikir kamu mengharap aku akan memberikan sebuah komen (wuih, GR ik) . disini aku akan mencoba memberi pendapat dari segi aku sebagai penyimak. Aku takkan mencoba meraba reaksi dan penafsiran yang mungkin muncul dari si penerima email, aku tak berani untuk itu. Terlalu banyak kelancangan nantinya, hehe…
Aku ga tahu banyak tentang sosok dirimu pun sosok wanita yang selalu kamu bicarakan. Tapi demi membaca tulisanmu, aku dapat berpikir bahwa wanita itu pasti lah benar2 sosok yang ideal dalam pandanganmu, sosok yang mungkin kamu kagumi dan kamu impikan (CMIIW). Dan tentangmu, aku hanya bisa bilang sedikit, karena aq juga ga pernah mengenal kamu secara utuh, hanya lewat jaringan selular. Kamu mungkin adalah lelaki yang baik, pinter, sosok menyenangkan lah pokoke.kebijaksanaan dan pandanganmu bahkan terkadang tanpa kamu sadari membuat aku merasa masih jauh tertinggal di belakang. Aku senang punya kesempatan berkenalan dan bertukar pikiran denganmu, karena darimu aku mendapatkan banyak nilai dan pelajaran. Tapi kerendahan hatimu yang terlalu ini kuharap jangan sampai membuatmu terlalu rendah diri bro. Alasan bahwa siapakah aku yang hanya seorang anak petani itu kupikir kurang relevan, toh ga semua wanita di dunia ini matre dan selalu mengedepankan status kok. Tapi aku akan jauh lebih menghargaimu jika alasanmu adalah kamu masih kurang ilmu dibanding dia dan juga menjadikan alasanmu ini sebagai motivator dalam memperbaiki diri bukan hanya sebagai sesuatu yang semakin membuatmu merasa rendah diri. Aku menghargai alasan ketidaksiapan kamu menikah membuatmu tidak berani mencoba menggapainya. Tapi sekali lagi, jadikanlah itu sebagai motivator untuk memperoleh sang bidadari.
Hanya sekedar mengingatkan mungkin bro, bukan bermaksud menakuti atau apa… hanya kuharap perasaan rendah dirimu yang menyebabkan kamu ga layak untuknya ataupun ketidaksiapanmu (yang aku ga tahu entah apa saja yang membuatmu tidak siap) dalam menikah yang mengakibatkan kamu belom berani meminta kepadanya, tak akan membawa penyesalan yang mungkin nanti akan timbul jika ternyata si dia diambil orang. Langkah yang kamu ambil ini bukannya tanpa resiko. Aku selalu mengingatkan pada diriku bahwa hidup adalah pilihan dan ketika aku sudah menentukan pilihan, aku harus siap menanggung setiap resiko yang mungkin ada. Tapi itu hanya pendapatku pribadi saja.
Juga jika mungkin suatu hari kamu tidak mendapatkannya karena satu dan lain hal (maaf, jika aku terkesan sadistis), aku selalu berharap kamu tidak mencari orang lain dengan kriteria yang ada padanya. Benar katamu bahwa setiap pribadi adalah unik dengan kelebihan dan kekurangan masing – masing. Kamu pasti pernah baca atau setidaknya tahu tentang novelnya kang Abik Pudarnya pesona Cleopatra dimana di kisahkan bahwa si lelaki tak mampu menumbuhkan cintanya dan buta akan ketulusan dan pengabdian Raihana karena dia selalu berpatokan dengan gadis titisan Cleopatra, selalu mencoba membandingkan dan berandai andai jika istrinya adalah gadis mesir, dan bukan yang dinikahinya (maaf, klo kamu menganggap aku termakan cerita fiksi dan menjadikannya sebagai acuan, aku hanya mencoba melihat nilai yang ada dalam cerita itu, CMIIW).
Aku juga setuju dengan kata kata temen kamu bahwa “perbaikan bisa dilakukan sejalan dengan proses”. Yup, hidup ini adalah proses, dan kehidupan adalah sebuah proses dimana kita akan menjalankannya dan menentukan ke arah mana proses itu akan kita buat. Pernikahan bukan berarti harus siap segalanya, tapi lebih kepada siap menjalani proses itu sendiri atau tidak. Sekali lagi Aku masih belum tahu apa ukuran kesiapan kamu, entah itu dari segi materi atau apa. Tapi yang terpenting adalah ketika kamu mau menjalani proses itu sendiri, bukan bagaimana keadaanmu ketika hendak melangkah..bukan apa yang kamu harus miliki, tapi adanya kemauan kamu untuk memiliki dan mengusahakannya. Pernah baca noveletnya kang Abik (lagi??!!!) Dalam Mihrab Cinta, yang tokohnya Zahrana? Memang berbeda siy, dengan kondisi kamu, tapi dari cerita itu aku bisa memperoleh pandangan bahwa kehidupan pernikahan adalah proses, bukan harus dimulai dengan segala kecukupannya (nih aku bener bener kemakan novel keknya ya??hihi)àsebenarnya ini lebih kepada mengingatkan diriku sendiri siy, bahwa jangan melihat “apa yang sudah dimiliki sekarang” tapi lebih kepada “seberapa tekad dan kemauan yang dimiliki untuk berproses bersama dalam pernikahan”…
Kiranya aku sudah terlalu banyak ngemeng dan ngoceh ga jelas, dah kek nenek nenek bawel aja nih.maksudnya apa coba??!!!!hihi… Aku sadar bahwa segala yang aku sampaikan mungkin tidak akan bermakna apa apa, ga jelas juntrungannya atau apa lah..tapi ya itu lah sekedar coretan dan pandangan aku. CMIIW àcorrect me if I wrong.. ingatkan aku jika aku salah, jika pendapatku menyimpang atau kurang. Dan aku juga mohon maaf kiranya pendapatku ini ternyata menyinggung perasaan kamu. Sungguh aku menghargai apapun pemikiran kamu, bukan dengan kata kata “itu kan hidupmu, terserah mau kamu buat apa” tapi lebih kepada “kamu sudah dewasa dan aku pikir kamu sudah cukup bijak untuk memilih langkah mana yang kamu akan ambil. Kamu jauh lebih tahu dari pada siapapun mana yang terbaik buat hidupmu, juga selalu minta petunjuk dari Nya, pendapat orang hanya sebagai bahan pemikiran tambahan” (semoga aku juga mampu bertindak dan berbuat demikian, bukan asal omong doank…amien) CMIIW
Terakhir aku juga berharap semoga kamu akan memperoleh pasangan terbaik untukmu, entah itu si mba dosen atau kah orang lain dan yang terpenting kamu akan mampu mencintainya dan melihatnya sebagai diri dia pribadi bukan cerminan dari siapapun. CMIIW
Juga, aku sekali lagi bersyukur punya saudara sepertimu (semoga aku cukup layak untuk dijadikan saudara dan teman) yang mengajarkan dan membuatku melihat lebih banyak hal dari segi yang berbeda…
“maka nikmat Tuhanmu mana lagi yang kau dustakan”
----------------------------------------------------zeest_zehra--------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar