……..
Ketika membicarakan tentang makna pernikahan, jodoh dan kapan menikah, seorang teman berkata seperti ini kepadaku
ns : “ aku yakin kamu akan lebih dulu. Kamu kan tinggal meng-iyakan mana yang kamu pilih diantara sekian yang datang kepadamu… Melati takkan mampu menahan wanginya nduk..”
me :”tapi , sayangnya aku bukanlah kuntum melati yang membagi harum dan elok dengan putihnya. Aku ini hanyalah sebentuk teratai putih yang tumbuh dalam kubangannya “
ns : “ tapi teratai justru mampu bertahan di lingkungan yang kejam, serta mampu memberikan citraan yang lebih “
me :“ ah, tahukah kau seperti apa tempat hidup teratai putih kini? Ada kubangan lumpur yang mengelilingi keberadaannya, yang setiap saat memercik dan meninggalkan noktah noktah hitam lumpur pada putihnya. Ia tidak seperti melati yang terlindungi putihnya.dan mungkin noktah yang tertinggal itu tiada bisa dihapuskan “
ns : “ nduk..lumpur itu hanyalah setitik ujian di satu keping waktu hidupnya. Batang rongga udara akan menopang hidupnya, bukan hanya sekedar bunga “
me :”tapi bagaimana bila batang itu selemah krisan? Bagaimana jika kerontang tiba tiba mengeringkan telaga tempat ia menjalani kehidupan dan hanya meninggalkan lumpur pekat yang akan melingkupinya, atau bahkan ketika air bah menerjang kepada batang yang menyokongnya, apakah batang itu masih mampu menopang?apakah teratai masih mampu mempertahankan putihnya?”
ns : “ kamu tahu, proses perjuangan hidup itu jauh lebih berarti..akhir yang lebih baik dan lebih berarti…kadang 2 pilihan itu tidak datang sekaligus. Alangkah bahagianya jika mendapatkan akhir yang baik. tak ada yang salah jika kamu memilih teratai dibanding melati, karena justru aku lebih terkesan akan keteguhan teratai "
Lama aku merenungkan antara melati dan teratai putih...
dan ternyata aku justru semakin ingin seperti teratai putih yang meski mungkin noda menciprat dalam tubuh dan meninggalkan noktah, dia tetap mampu hidup dengan tegar disana. meski ujian demi ujian menerpa rongga batang penopangnya, dia tetap berusaha kukuh berdiri di tempatnya. indah dengan keteguhannya cantik dengan putihnya, meski tak pernah seharum melati..
Ketika membicarakan tentang makna pernikahan, jodoh dan kapan menikah, seorang teman berkata seperti ini kepadaku
ns : “ aku yakin kamu akan lebih dulu. Kamu kan tinggal meng-iyakan mana yang kamu pilih diantara sekian yang datang kepadamu… Melati takkan mampu menahan wanginya nduk..”
me :”tapi , sayangnya aku bukanlah kuntum melati yang membagi harum dan elok dengan putihnya. Aku ini hanyalah sebentuk teratai putih yang tumbuh dalam kubangannya “
ns : “ tapi teratai justru mampu bertahan di lingkungan yang kejam, serta mampu memberikan citraan yang lebih “
me :“ ah, tahukah kau seperti apa tempat hidup teratai putih kini? Ada kubangan lumpur yang mengelilingi keberadaannya, yang setiap saat memercik dan meninggalkan noktah noktah hitam lumpur pada putihnya. Ia tidak seperti melati yang terlindungi putihnya.dan mungkin noktah yang tertinggal itu tiada bisa dihapuskan “
ns : “ nduk..lumpur itu hanyalah setitik ujian di satu keping waktu hidupnya. Batang rongga udara akan menopang hidupnya, bukan hanya sekedar bunga “
me :”tapi bagaimana bila batang itu selemah krisan? Bagaimana jika kerontang tiba tiba mengeringkan telaga tempat ia menjalani kehidupan dan hanya meninggalkan lumpur pekat yang akan melingkupinya, atau bahkan ketika air bah menerjang kepada batang yang menyokongnya, apakah batang itu masih mampu menopang?apakah teratai masih mampu mempertahankan putihnya?”
ns : “ kamu tahu, proses perjuangan hidup itu jauh lebih berarti..akhir yang lebih baik dan lebih berarti…kadang 2 pilihan itu tidak datang sekaligus. Alangkah bahagianya jika mendapatkan akhir yang baik. tak ada yang salah jika kamu memilih teratai dibanding melati, karena justru aku lebih terkesan akan keteguhan teratai "
Lama aku merenungkan antara melati dan teratai putih...
dan ternyata aku justru semakin ingin seperti teratai putih yang meski mungkin noda menciprat dalam tubuh dan meninggalkan noktah, dia tetap mampu hidup dengan tegar disana. meski ujian demi ujian menerpa rongga batang penopangnya, dia tetap berusaha kukuh berdiri di tempatnya. indah dengan keteguhannya cantik dengan putihnya, meski tak pernah seharum melati..
1 komentar:
busyeet, dalem banget...
mending jadi bunga matahari, pagi menghadap timur, sore menghadap barat,hehe...
piss.
Posting Komentar