seperti biasa, aku tepekur di ruang sana berselimutkan malam bermandikan kelam.. duduk ku di sana, pada sebuah sofa usang yang mengisi balkon berukuran 2x3 m itu. sebentuk buku tergeletak indah di pangkuanku, setengah terbuka. buku kedua yang nyaris kulahap habis selama 3 hari belakangan. tapi entahlah. rasaku tak inginkan aku menyentuh seberkas lembaran buku bernafaskan sastra itu...
tiada dingin kurasa menghantam malam. tiada pula sayup angin menerpa kelam. sunyi, teramat sunyi. bahkan kerik jangkrik pun tiada kutemukan, ataupun sekedar lolong anjing yang biasa berceracau kacau dari balik tembok pagar seberang sana. jelas saja, karena malam telah merambat pelan tepat di puncaknya. tapi, aku tiada berniat untuk masuk untuk sekedar terpejam. toh, aku baru terbangun 3 jam yang lalu setelah lelap sejak maghrib usai.
dan aku masih saja di sana, sendiri kurasa... tapi ah, tidak pula. ketika kulongokkan kepala ke atas sana. ada sekumpulan cahaya samar menyapa mata. ya, di sana senyum bidadari berwujud sabit dan kerlip taburan bintang langid menemaniku....
dan entah bagaimana, aku kemudian lelap di pangkuan malam. yang kutahu, badanku mulai menggigil dingin saat kubuka jendela mata...jam 3 pagi ternyata...pangkuan malam telah berhasil melelapkan aku dan mengistirahatkan ragaku sejenak rupanya
Rabu, 08 Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar