suatu kali saya membaca buku, dan saya menemukan sebuah pendapat dari seorang ulama besar.
adalah syaikh 'Abdul `Aziz bin Baz hafizhahullah, rektor Universitas Islam Madinah al Munawwarah berkata :
" apabila seorang suami meninggalkan shalat dan mencaci maki agama, dengan demikian dia sudah menjadi kafir. tidak halal bagi Anda hidup bersamanya ataupun tetap tinggal dengannya di rumah. Justru anda wajib untuk pulang kepada keluarga atau pergi ke suatu tempat yang aman bagi Anda."
tentunya hal ini di dasarkan pada Firman Allah SWT :
" ...mereka tidak halal bagi orang orang kafir itu dan orang orang kafir itu tidak halal bagi mereka..." (QS. 60:10)
dan juga berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW :
" Perjanjian antara kita dan mereka adalah shalat. dengan demikian, siapa saja meninggalkannya maka dia telah menjadi kafir."
dan demi sebuah pertanyaan seorang teman tentang hal tersebut di atas, maka pagi tadi saya ngubek2 buku untuk mencari referensinya, dan saya peroleh sbb :
* mencaci maki agama merupakan kekafiran yang paling besar menurut ijma' para ulama. Kita wajib membencinya karena Allah.
penjelasan QS 60 : 10
Ayat ini menjadi dalil atas keharamanwanita muslimah menikah dengan orang orang musyrik. padahal di permulaan Islam, laki laki musyrik diperbolehkan menikah dengan wanita muslimah. atas dasar itu pulalah, pernikahan terjalin antara Abul Ash bin Ar Rabi' dan putri Rasulullah, Zainab r.a., padahal ketika itu Zainab adalah muslimah sedangkan suaminya masih menganut agama kaumnya. namun, ketika ia termasuk tawanan perang Badar, dia mengirimkan Zainab untuk menebusnya dengan kalung yang dulu milik ibunya, Khadijah binti Khuwailid r.a. Manakala Rasulullah saw. melihatnya, beliau sangat pilu sekali dan berkata kepada kaum muslimin :
"bila kalian memutuskan untuk membebaskan tawanannya, lakukanlah"
Rasulullah pun membebaskannya dengan syarat (pihak kafir Quraisy) mengirimkan Zainab kepada beliau. Dan dia pun memenuhi permintaan Rasulullah saw itu dan memenuhi janjinya terhadap Rasulullah dengan mengirimkan Zainab kepada beliau bersama dengan Zaid bin Haritsah r.a. maka Zainab pun bermukim di Madinah setelah perang badar usai. hal ini terjadi pada tahun 2H, suaminya masuk islam pada tahun 8H, lalu Rasulullah saw. mengembalikan Zainab kepada suaminya dengan pernikahan yang pertama dan tidak meminta mahar yang baru. Sebagaimana diriwayatkan Imam Ahmad dari Abu Abbas r.a. " Rasulullah saw. mengembalikan putrinya, Zainab, kepada Abul Ash. perpisahannya dengan suaminya sebelum masuk Islam adalah enam tahun. dengan tetap memberlakukan pernikahan yang pertama dan tidak melakukan persaksian dan mahar lagi."
Adapun hadist Amar bin Syu'aib dari kakeknya dari ayahnya mengatakan:
" Rasulullah saw. mengembalikan putrinya, Zainab, kepada Abul Ash dengan mahar dan pernikahan yang baru " (Riwayat ini telah di dhaifkan oleh Imam Ahmad dan ulama ulama hadist yang lain. Wallahu a'lam)
Adapun dasar bahwa orang yang meninggalkan shalat digolongkan sebagai kafir adalah sbb :
Meninggalkan shalat karena ingkar adalah kafir dan keluar dari agama islam berdasarkan ijma' kaum muslimin. Adapun orang yang meninggalkannya, sedangkan ia masih mengimani tentang kewajibannya dan ia meninggalkan karena lalai atau lupa, bukan karena sesuatu halangan yang dianjurkan syara', maka berbagai keterangan hadist telah menegaskan bahwa ia kafir dan wajib di bunuh
hadist hadist yang menegaskannya adalah sbb :
1. Dari Buraidah r.a.
" Rasulullah saw bersabda, 'perbedaan paling mendasar antara kami dengan mereka adalah shalat. oleh sebab itu, barang siapa meninggalkannya berarti ia telah kafir " (HR Ahmad dan Ash- habus Sunan)
2. Dari Jabir r.a.
"Rasulullah saw. bersabda, ' Batas antara seseorang dan kekafiran itu adalah meninggalkan shalat" (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
3. Abdullah bin Amru bin Ash meriwayatkan dari nabi saw. bahwa suatu hari beliau menyebut masalah shalat
" Barangsiapa yang memeliharanya maka ia akan memperoleh cahaya, bukti keterangan dan kebebasan di hari Kiamat. barangsiapa yang tidak memedulikannya, maka ia tidak akan memperoleh cahaya, bukti keterangan dan kebebasan, sedangkan di Hari Kiamat ia akan bersama Qarun, Fir'aun, Haman, dan Ubai bin Khalaf" (HR. Ahmad, Tabrani, dan Ibnu Hibban dengan sanad yang cukup baik)
Hadis di atas menceritakan orang yang meninggalkan shalat itu akan berada bersama golongan kafir di akhirat. dengan demikian, hadis ini membuktikan bahwa orang yang meninggalkan shalat termasuk ke dalam golongan kafir.
Ibnul Qayyim mengatakan, "Orang yang meninggalkan shalat mungkin karena terlalu sibuk mengurus harta, kerajaan, kekuasaan, dan perniagaannya. oleh sebab itu, orang yang bimbang akan harta ia akan senasib dengan Qarun. yang sibuk mengurus kerajaan akan senasib dengan Fir'aun. yang terperdaya dengan kebesaran dan urusan pemerintahan akan berteman dengan Haman, yang bimbang mengurus perniagaan akan bersama Ubai Bin Khalf"
4. Abdullah bin Syaqiq al- Uqaili berkata :
" Tidak satu amalan pun yang dipandang oleh para sahabat Nabi Muhammad saw. bahwa jika meninggalkannya dapat membawa kekafiran kecuali shalat " (HR Tirmidzi dan Hakim yang menyatakan shahih dengan syarat Bukhari dan Muslim)
5. Muhammad bin nashr at-Marwazi berkata,
" saya pernah dengar Ishak mengatakan ' terdapat sebuah hadist shahih yang diriwayatkan nabi saw. bahwa orang yang meninggalkan shalat itu kafir. begitulah pendapat para ulama sejak masa Nabi saw. bahwa orang yang meninggalkan salat dengan sengaja tanpa uzur hingga waktunya habis, maka ia adalah kafir."
6. Ibnu Hazm mengatakan
" terdapat sebuah keterangan dari Umar Abdurrahman bin Auf, Mu'adz bin Jabal, Abu Hurairah, dan sahabat sahabat lainnya bahwa orang yang meninggalkan satu kali shalat fardhu dengan sengaja sampai waktunya habis, maka ia kafir lagi murtad. sejauh pengetahuan saya, tidak seorangpun menyangkal pendapat seperti ini"
perkara yang sama disebutkan pula oleh Mundziri dalam at-Targhib wat tarhib
Selanjutnya ia berkata " Segolongan sahabat dan generasi berikutnya berpendapat bahwa orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja sampai habis seluruh waktunya adalah kafir." pendapat tersebut dikemukakan oleh Umar bin Khattab, Abdullah bin Masud, Abdullah bin Abbas, Mu'adz bin Jabal, Jabir bin Abdullah, dan Abud Darda r.a. Dan dari golongan bukan sahabat seperti Ahmad bin Hanbal, Ishaq bin Rahawaini, Abdullah bin Mubarak, Nakh'i, Hakam bin Utaibah, Abu Ayub as-Sakhistani, Abu Dawud at-Thayalisi, Abu Bakar bin Abu Syaibah, Zuhair harb, dll. Semoga mereka dilimpahkan rahmat oleh Allah swt.
bahkan orang yang meninggalkan shalat hukumannya adalah di bunuh, sebagaimana dalam hadis :
"nabi saw bersabda 'ikatan dan dasar agama islam ada tiga. Inilah fondasi islam. Barangsiapa meninggalkan salah satunya, maka ia kafir dan halal darahnya. yang dimaksudkan dengan tiga fondasi itu adalah bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, mengerjakan shalat fardhu, dan puasa di bulan ramadhan"
(HR Abu Ya'la dengan sanad yang hasan. dan menurut riwayat lain " barangsiapa meninggalkan salah satu diantaranya, maka ia kafir dan tidak diterima amal wajibnya maupun sunnahnya yang lain. sementara darah dan harta bendanya adalah di halalkan)
masih banyak sebenrnya hadist dan ayat yang mengutip tentang pentingnya shalat beserta konsekuensi yang akan diterima jika shalat itu ditinggalkan.
tapi ternyata tanganku dah pegel ngetik dan bolak balik buku2 tebel, jadi kurasa cukup ini saja.
semoga yang kuketik mampu membukakan jalan bagimu dan menjadi bahan pertimbangan atas niatmu. dan semoga yang terbaik dari Allah untukmu, amin
Kesempurnaan hanya milik Allah, kesalahan dan kekurangan milik saya pribadi.
CMIIW
sumber : Fiqih Sunnah Sayyid Sabiq jilid I bab shalat halaman 125 s.d selesai
Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir jilid 4 QS Al Mumtahanah : 10 halaman 675-676
Berbagai buku lainnya, males nulise je...
nah, klo mo lebih jelas lagi masalah sholat, bisa beli buku2 itu, hehe
lagi ... sifat shalat nabi nya Muhammad Nashiruddin al Albani, recomended...
semoga bermanfaat...
*sebenarnya menggetok kepala sendiri, sadar bahwa selama ini shalatnya belumlah sempurna, semoga masih bisa diperbaiki, semoga lebih baik...
Kamis, 25 September 2008
Rabu, 24 September 2008
tanahku belumlah subur
perumpamaan ilmu itu ibarat hujan, yang merintik menitik kepada tanah yang menjadi tujuannya
yup, itu perumpamaan ilmu/pengetahuan bagiku, apapun bentuk spesialisasinya. dan manusia, sebagai penerima ilmu, termasuk di dalamnya ilmu Ketuhanan di mana aqidah dan akhlak di ajarkan kepada manusia sebagai bekal hidup.
dan adalah manusia dalam hal ini sebagai tanah tempat air hujan di curahkan, memiliki tingkat serapan dan jenis yang berbeda :
1. tanah subur
yaitu tanah yang bila di curahkan hujan kepadanya, ia akan menyerapnya dan memanfaatkannya, sebagai ladang subur yang memberikan kehidupan kepada tanaman yang mengakar padanya, membawa sejumlah manfaat yang akhirnya tidak hanya kepada tanaman itu, melainkan kepada konsumen lainnya.
2. tanah gersang
yaitu tanah yang apabila dicurahkan hujan ke permukaannya, hanya akan di serapnya namun tiada apa yang di hasilkannya.. tiada tanaman yang akan subur berkembang di atas permukaannya. karena tanah itu hanya menyerap tanpa mengubahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat.
3. gurun pasir
yaitu tanah yang apabila di curahkan hujan di permukaannya, akan segera hilang begitu saja, menguap akan terik panas gurun pasir, tanpa sedikitpun terserap ke dalamnya.
dan aku hingga detik ini masih merasa bahwa tanahku masih demikian gersang, belum lah bisa menjadi subur, mungkin karena keangkuhanku, sehingga komponen komponen penyubur tanahku enggan untuk menyapa. seringkali aku hanya menyerap ilmu yang menghampiriku atau pun yag kutemui tanpa menjadikannya menjadi sesuatu yang berguna bahkan untuk diriku sendiri pada awalnya, apalagi untuk orang lain ...
ah, ternyata masih banyak yang harus di benahi, masih harus di gemburkan dan mungkin di beri komponen komponen penyubur seperti pupuk atau lain sebagainya, sehingga tanahku menjadi subur dan membawa kehidupan.. menjadi lebih bermanfaat ...
...sebaik - baik nya makhluk adalah yang bermanfaat bagi makhluk lainnya...
yup, itu perumpamaan ilmu/pengetahuan bagiku, apapun bentuk spesialisasinya. dan manusia, sebagai penerima ilmu, termasuk di dalamnya ilmu Ketuhanan di mana aqidah dan akhlak di ajarkan kepada manusia sebagai bekal hidup.
dan adalah manusia dalam hal ini sebagai tanah tempat air hujan di curahkan, memiliki tingkat serapan dan jenis yang berbeda :
1. tanah subur
yaitu tanah yang bila di curahkan hujan kepadanya, ia akan menyerapnya dan memanfaatkannya, sebagai ladang subur yang memberikan kehidupan kepada tanaman yang mengakar padanya, membawa sejumlah manfaat yang akhirnya tidak hanya kepada tanaman itu, melainkan kepada konsumen lainnya.
2. tanah gersang
yaitu tanah yang apabila dicurahkan hujan ke permukaannya, hanya akan di serapnya namun tiada apa yang di hasilkannya.. tiada tanaman yang akan subur berkembang di atas permukaannya. karena tanah itu hanya menyerap tanpa mengubahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat.
3. gurun pasir
yaitu tanah yang apabila di curahkan hujan di permukaannya, akan segera hilang begitu saja, menguap akan terik panas gurun pasir, tanpa sedikitpun terserap ke dalamnya.
dan aku hingga detik ini masih merasa bahwa tanahku masih demikian gersang, belum lah bisa menjadi subur, mungkin karena keangkuhanku, sehingga komponen komponen penyubur tanahku enggan untuk menyapa. seringkali aku hanya menyerap ilmu yang menghampiriku atau pun yag kutemui tanpa menjadikannya menjadi sesuatu yang berguna bahkan untuk diriku sendiri pada awalnya, apalagi untuk orang lain ...
ah, ternyata masih banyak yang harus di benahi, masih harus di gemburkan dan mungkin di beri komponen komponen penyubur seperti pupuk atau lain sebagainya, sehingga tanahku menjadi subur dan membawa kehidupan.. menjadi lebih bermanfaat ...
...sebaik - baik nya makhluk adalah yang bermanfaat bagi makhluk lainnya...
Ia lah sang kekasih sejati
berhenti sejenak dari rutinitas ku di depan alat elektronic ciptaan manusia di saat jarum jam mengarah pada angka sembilan. kutinggalkan sejenak tumpukan kertas mati yang menjadi temanku setiap harinya. beranjak ku tinggalkan duniaku, kubasahi diri dengan sesejuk aliran air wudhu, berharap mampu menyegarkan kerontang hati. maka kuhadapkan wajah, kutundukkan badan mengharap sapaanNya menyentuhku..rindu aku bercengkrama bersamaNya... ah, nyaman terasa, jauh lebih nyaman dibanding rengkuhan tangan siapapun...
Ia lah Tuhanku, kekasih sejati yang tiada pernah tinggalkanku sendiri. Yang rengkuhanNya lebih menghangatkan dari mesin penghangat manapun, bahkan hingga menyusup resap dalam sanubariku.
Ya, Ia lah kekasih sejati, yang ketika denganNya tiada lagi kekuranganku akan cinta. yang ketika bercengkrama denganNya tiada lagi arti duniaku. tiada lagi arti keangkuhanku di hadapanNya.. Kekasih yang mana aku harus tertunduk patuh senantiasa.
Ia lah kekasih sejati yang demikian luas ampunan, yang senantiasa menyediakan maaf untukku yang fana. yang senantiasa mengembangkan tanganNya ketika aku datang menghampiri.
Ia lah kekasih sejati yang tiada akan pernah mati, bahkan ketika para pemujaNya mati sekalipun.
dan inginku menjadi bagian dari orang - orang yang dicintaiNya... meski mungkin aku hanya mampu menjadi bagian terkecil di sampingNya ...
Ia lah Tuhanku, kekasih sejati yang tiada pernah tinggalkanku sendiri. Yang rengkuhanNya lebih menghangatkan dari mesin penghangat manapun, bahkan hingga menyusup resap dalam sanubariku.
Ya, Ia lah kekasih sejati, yang ketika denganNya tiada lagi kekuranganku akan cinta. yang ketika bercengkrama denganNya tiada lagi arti duniaku. tiada lagi arti keangkuhanku di hadapanNya.. Kekasih yang mana aku harus tertunduk patuh senantiasa.
Ia lah kekasih sejati yang demikian luas ampunan, yang senantiasa menyediakan maaf untukku yang fana. yang senantiasa mengembangkan tanganNya ketika aku datang menghampiri.
Ia lah kekasih sejati yang tiada akan pernah mati, bahkan ketika para pemujaNya mati sekalipun.
dan inginku menjadi bagian dari orang - orang yang dicintaiNya... meski mungkin aku hanya mampu menjadi bagian terkecil di sampingNya ...
Selasa, 23 September 2008
tentang sesosok gadis bermata bintang
kutemui ia di penghujung petang
kesahajaan yang meliputi roman gadis suci
mata bulat bercahaya terang
suara merdu menggesek lirih pada mimpi
dan aku tertawan padanya
jatuh aku dalam cinta atasnya
lalu,
seringnya kulihat ia berdiri di sana
sendiri ... terpaku bisu
di tepi atap teratas sebuah gedung
entahlah
mungkin ia ingin menggapai rembang petang
pikirku bermula
tapi tidak,
kulihat ternyata ia terisak di sana
lirih namun hatiku perih melihatnya
tak tau apa yang menimpanya
pastinya
inginku kembalikan bintang itu di matanya
persembahkan bulan di pangkuannya
atau sekedar merengkuh hatinya
menghiburnya
tapi apa dayaku
aku hanya pria hina tak tau diri
terlalu tinggi ia untuk kugapai
terlalu anggun ia untuk kumiliki
dan petang itu
kusiapkan sejumput asa untuknya
di sana
di atap tempat ia biasa bersikukuh dengan angin
dan kau tahu apakah yang kubuat kala itu?
kususun bebatuan ringkih mengukir namanya
ku tuliskan berbagai syair kasih di sampingnya
juga lampu lampu kecil penuh warna
dan tentu
beberapa tangkai mawar putih untuknya
tapi nyatanya
ia tiada hadir kala itu
meski kutunggu hingga malam merambat perlahan
dan lagi
tirai hujan mulai memayungiku
dan mengaburkan syair cintaku
hanyut lah semua asa karenanya
entahlah
sejak itu aku tiada melihatnya lagi
jarak terpanjang membentangkan kami
terpisah
meski hatiku tiada lekang mengingatnya
sesosok gadis bermata bintang
yang menyapaku 3 taun lampau
kesahajaan yang meliputi roman gadis suci
mata bulat bercahaya terang
suara merdu menggesek lirih pada mimpi
dan aku tertawan padanya
jatuh aku dalam cinta atasnya
lalu,
seringnya kulihat ia berdiri di sana
sendiri ... terpaku bisu
di tepi atap teratas sebuah gedung
entahlah
mungkin ia ingin menggapai rembang petang
pikirku bermula
tapi tidak,
kulihat ternyata ia terisak di sana
lirih namun hatiku perih melihatnya
tak tau apa yang menimpanya
pastinya
inginku kembalikan bintang itu di matanya
persembahkan bulan di pangkuannya
atau sekedar merengkuh hatinya
menghiburnya
tapi apa dayaku
aku hanya pria hina tak tau diri
terlalu tinggi ia untuk kugapai
terlalu anggun ia untuk kumiliki
dan petang itu
kusiapkan sejumput asa untuknya
di sana
di atap tempat ia biasa bersikukuh dengan angin
dan kau tahu apakah yang kubuat kala itu?
kususun bebatuan ringkih mengukir namanya
ku tuliskan berbagai syair kasih di sampingnya
juga lampu lampu kecil penuh warna
dan tentu
beberapa tangkai mawar putih untuknya
tapi nyatanya
ia tiada hadir kala itu
meski kutunggu hingga malam merambat perlahan
dan lagi
tirai hujan mulai memayungiku
dan mengaburkan syair cintaku
hanyut lah semua asa karenanya
entahlah
sejak itu aku tiada melihatnya lagi
jarak terpanjang membentangkan kami
terpisah
meski hatiku tiada lekang mengingatnya
sesosok gadis bermata bintang
yang menyapaku 3 taun lampau
Senin, 22 September 2008
luka dan lara
luka itu tergores teriris lirih
perih menganga mengumbar lara
merah menebar membalut luka
duka mengalir menapak rasa
waktu merambat membersit luka
mengering menutup uraian duka
menjejak kenangan tersimpan lara
di pojok kelam memori nyata
hingga terlupa ia di titik maya
dan semua menggubah menjelma asa
jkt, 031008
be a great wife - agar dicintai suami
"perempuan dinikahi karena empat hal : Hartanya, kedudukannya, kecantikannya,dan agamanya.
maka pilihlah perempuan yang beragama niscaya kamu beruntung" (HR. Bukhari dan Muslim)
maka pilihlah perempuan yang beragama niscaya kamu beruntung" (HR. Bukhari dan Muslim)
melalui buku setebal 184 halaman ini, Abu Ahmad 'isham bin Muhammad as-syarif (Mesir, 1994) mengupas tuntas segala hal mengenai karakteristik seorang istri sholehah,yang dibagi dalam 20 karakteristik.
ke20 karakteristik tsb disusun berdasarkan ayat ayat Al Quran dan hadis hadis shahih (disertai index nya) serta berbagai pendapat ulama baik salaf maupun khalaf.
Dalam pembasannya disertakan pula contoh contoh nyata yang terjadi pada rumah tangga para shahabiyah masa dulu, agar dapat diteladani. diuraikan dengan bahasa yang mudah dicerna berharap dapat dijadikan sebagai pembelajaran kepada pembaca pada umumnya, para istri pada khususnya.
Pada masa sekarang ini mungkin istri salehah yang memiliki ke 20 karakter tersebut sangat sulit diketemukan, namun bukan berarti tidak mungkin untuk dipelajari dan dicoba. pun bukan berarti istri yng tidak memiliki semua karakteristik tersebut bukanlah tergolong istri yang salehah. ini hanya merupakan tingkatan kesempurnaan seorang istri yang salehah, meski tentunya tak ada yang sempurna di dunia ini.
dari buku ini point terpenting yang bisa saya ambil adalah bahwa unsur utama dari seorang istri salehah adalah istri yang beragama, yang taat kepada suaminya, setelah kepada Tuhannya. juga tentang pengabdian, akhlak, dan sikap terhadap suami. ketika menjadi seorang istri, sudah sepantasnya mengesampingkan ego, mendahulukan kepentingan dan kesenangan suami dibanding dirinya sendiri. memiliki kesabaran tiada batas, juga keikhlasan. kelembutan, kasih sayang juga ketulusan. juga bahwa seorang istri hendaklah tetap menjga kebersihan, kecantikan, keindahan dan keharuman diri untuk suaminya. diselipkan pula sebuah pesan dari Ummu Iyas kepada putrinya ketika dinikahkan. sebuah pesan praktis untuk seorang istri yang cerdas lagi bijaksana.
di bab terakhir, diselipkan beberapa tanya jawab tentang problematika rumah tangga, yang beberapa jawabnnya dikutip dari fatwa ulama besar seperti Syaikh `Abdul `Aziz bin Baz (ulama terkenal nich), termasuk salah satunya hal ini :
bahwa suami yang telah kafir, yang mencaci agama Allah,yang meninggalkan salat, tidak halal lagi untuk seorang istri, wajib ditinggalkan dan dibenci karena Allah sebagaimana firman Allah
"...mereka tidak halal bagi orang orang kafir itu dan orang orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka ..." (QS 60:10 )
juga berdasarkan sabda Nabi SAW :
"perjanjian antara kita dan mereka adalah shalat. dengan demikian, siapa saja meninggalkannya maka dia telah menjadi kafir"
namun, lepas dari itu semua, ada kejanggalan di sini. pada bagian pendahuluan disebutkan bahw di dalamnya dijelaskan pula tentang pembahasan poligami beserta problematikanya. namun setelah saya bca hingga akhir, kok ga ada ya :(
mungkin salah ketik, atau seharusnya bab ini dituangkan di buku pasangannya "be a gret husband", karena memang buku ini di rancang sepasang dengan judul "be a great couple". sya belum tahu, karena ternyata saya ga punya pasangannya.
bagaimanapun, ini buku yang bagus menurut saya, sebagai referensi bagi seorang gadis, para calon istri terbaik, istri yang salehah.
yah... emang siy, lagi-lagi masih teori bagi saya... seperti halnya ketika saya membaca kado pernikahan untuk istri, Nikah A-Z, atau kado cinta untuk istri dan teori teori sejenis.
fiuh, emang gampang klo cuma baca teori yaw, tapi kan minimal ngerti. (padahal salahnya orang yng mengerti lebih besar dosanya daripada yg tidak mengerti, nah lo... ah, dosa kan kuasa Allah)
jadi inget ma kata-kata ini :
"teori tentang keimanan kadang lebih mudah daripda keimanan yang sebenarnya. indikasi ketakwaan juga lebih bisa dijelaskan secara teoritis daripada ketakwaan sebenarnya."
-semoga bukan sekedar teori yang mudah dipelajari-
dibaca agustus 2008
*thanks to : pingme, fresa, bijibungamatahari, atas buku ini di milad ke 22 saya, semoga bermanfaat banyak :)
Jumat, 19 September 2008
di dunia ini tak ada yang gratis!!!
betapa sering aku denger kata kata itu, terulang dan terbilang. bahkan ditambahin jadi gini :
di dunia ini tak ada yg gratis, semua pake duit, kentut aja mbayar..
ah...masa iya siy??
ada banyak hal yang gratis di dunia ini :
- bernafas / udara
alhamdulillah, masih bisa bernafas kan, dan setiap mili udara yang kita hirup gratis untuk saat ini. tentu saja ini tak berlaku bagi yang sedang meregang nyawa di RS dan butuh alat bantu nafas atau bagi yang kena musibah. udara ini gratis dalam keadaan "normal"
- permohonan do'a kepadaNya
itu gratis, Dia ga pernah mungut bayaran sepeserpun untuk setiap konsultasi, keluhan, permohonan, tangisan dari kita, betapa pun seringnya kita mendatangiNya, memohon bersimpuh padaNya. coba aja klo pergi ke psikiater, mahal pastinya. tapi Dia memberikan kepada kita gratis plus solusi tepatnya, yang mungkin terkadang tak kita sadari, karena solusi dariNya diberikan bukan melalui ucapan, tetapi tindakan, qun fayaqunNya
- ampunan
untuk setiap kesalahan yang kita perbuat, Dia seringkali memberikan kita ampunan jika kita meminta dengan kesungguhan dan tiada mengulangiNya.
sebenarnya masih banyak sekali anugerahNya, nikmatNya yang diberikan kepada kita, umatNya. dan Dia tidak pernah meminta bayaran dari kita. Dia tak pernah membutuhkan apa apa dari kita, tapi justru kita lah yang selalu membutukanNya. kita yang membutuhkan kasih sayangNya, rahmadNya, ridloNya, pahala dariNya, dan tentu...surgaNya...
"Maka nikmat Tuhan mu yang mana lagi yang kau dustakan"
ohya, ada lagi yang gratis selain anugerahNya yaitu
kasih sayang ibu
tak perlu lah dijelaskan betapa besar kasihnya, betapa susahnya, dan betapa payahnya ibu merawat kita, mengasihi kita. dari kecil bahkan hingga kini..tapi apakah ibu minta bayaran dari semua pekerjaan dan waktunya untuk kita? tidak... justru kita lah yang membutuhkannya, membutuhkan ridlo nya, dan untuk itulah gunanya bakti kita.
-CMIIW-
apa lagi ya...
h m m . . .
bagaimana tentang kasih sayangku sendiri ?
tentunya juga gratis!!!
aku tak menjual kasih sayangku untuk siapapun...
tapi emang ada yang butuh yak? hehe....
di tulis dengan gaya seperti ini :
di dunia ini tak ada yg gratis, semua pake duit, kentut aja mbayar..
ah...masa iya siy??
ada banyak hal yang gratis di dunia ini :
- bernafas / udara
alhamdulillah, masih bisa bernafas kan, dan setiap mili udara yang kita hirup gratis untuk saat ini. tentu saja ini tak berlaku bagi yang sedang meregang nyawa di RS dan butuh alat bantu nafas atau bagi yang kena musibah. udara ini gratis dalam keadaan "normal"
- permohonan do'a kepadaNya
itu gratis, Dia ga pernah mungut bayaran sepeserpun untuk setiap konsultasi, keluhan, permohonan, tangisan dari kita, betapa pun seringnya kita mendatangiNya, memohon bersimpuh padaNya. coba aja klo pergi ke psikiater, mahal pastinya. tapi Dia memberikan kepada kita gratis plus solusi tepatnya, yang mungkin terkadang tak kita sadari, karena solusi dariNya diberikan bukan melalui ucapan, tetapi tindakan, qun fayaqunNya
- ampunan
untuk setiap kesalahan yang kita perbuat, Dia seringkali memberikan kita ampunan jika kita meminta dengan kesungguhan dan tiada mengulangiNya.
sebenarnya masih banyak sekali anugerahNya, nikmatNya yang diberikan kepada kita, umatNya. dan Dia tidak pernah meminta bayaran dari kita. Dia tak pernah membutuhkan apa apa dari kita, tapi justru kita lah yang selalu membutukanNya. kita yang membutuhkan kasih sayangNya, rahmadNya, ridloNya, pahala dariNya, dan tentu...surgaNya...
"Maka nikmat Tuhan mu yang mana lagi yang kau dustakan"
ohya, ada lagi yang gratis selain anugerahNya yaitu
kasih sayang ibu
tak perlu lah dijelaskan betapa besar kasihnya, betapa susahnya, dan betapa payahnya ibu merawat kita, mengasihi kita. dari kecil bahkan hingga kini..tapi apakah ibu minta bayaran dari semua pekerjaan dan waktunya untuk kita? tidak... justru kita lah yang membutuhkannya, membutuhkan ridlo nya, dan untuk itulah gunanya bakti kita.
-CMIIW-
apa lagi ya...
h m m . . .
bagaimana tentang kasih sayangku sendiri ?
tentunya juga gratis!!!
aku tak menjual kasih sayangku untuk siapapun...
tapi emang ada yang butuh yak? hehe....
di tulis dengan gaya seperti ini :
Kamis, 18 September 2008
realistis atau materialistis
kata kata "cewek matre" pasti sudah tak asing lagi di telinga kita. knapa seh cewe sering di dikaitkan dengan kata- kata "matre"?
tentunya tak lepas dari pertunjukan kehidupan yang ada setiap waktunya, terutama jika mengenai sosok pasangan ideal. pernahkah bertanya kepada seorang gadis seperti apa sosok pria idamannya?
dan jawabannya seringkali ga bakal lepas dari yang namanya materi (disamping hal lain yang juga tak kalah penting tentunya), seberapa kemampuan si pria memenuhi kebutuhan hidup si wanita . dan lalu, seringkali hal itu menyebabkan sebutan "matre" melekat pada cewe.
tapi apa iya itu namanya matre? dikit dikit dibilang matre.
klo menurutku pribadi, itu namanya realistis, selama pada takaran wajar..
ah... tak usah lah aku terlalu mengambil generalisasi.
aku mo ngomongin diri sendiri yang terkadang disebut matre (emang pernah, ya anggap aja pernah,hehe)
ketika aku di tanya, pria seperti apa yg kuingin, pasti ada 1 unsur materialitas di sana, selain unsur2 utama seperti agama, akhlak, dsb. bohong klo aku bilang tidak peduli materi. trus mo makan apa? cinta? makan aja tuh cinta klo bisa dimakan.
aku masih inget pesan korlak ku pas magang di bekasi dulu
"jadi wanita tuh kudu matre, jangan terlalu mengagungkan cinta"
kok matre pak, kataku
"iya, matre disini kamu jangan berpikir bahwa kamu harus mencari pria yang kaya raya, punya warisan segudang, karena pria yang hanya ngandalin warisan ortu tanpa berusaha mengembangkan, nantinya akan miskin ketika warisan itu habis. jangan pula diartikan bahwa matre haruslah pria yang "mapan" segalanya, itu suami orang semua, atau kalaupun ada, dia mungkin ga mau ma kamu yang cuma lulusan D1"
trus matre yang gimana?
" matre yang positif tentunya. carilah pria yang ulet dan punya tanggung jawab. pria seperti ini, setidaknya jika suatu hari nanti dia kesulitan materi, dia pasti akan berusaha keras untuk mengubah hidupnya, mencari sesuap nasi untuk keluarganya, bukan hanya berpangku tangan menyesali nasib dan menggantungkan hidup padamu."
ah, klo saya mah realistis, cari yang udah punya kerjaan tetap
"iya, tapi pekerjaan itu juga anugerah, bisa hilang kapan saja. jadi, tetaplah cari yang seperti bapak bilang tadi, yang klo dia pun kehilangan pekerjaan, dia akan tetap gigih berusaha mencari kerjaan apa aja, asal halal tentunya, bukan cuma sekedar terpuruk menyesali nasib"
"bukan berarti kamu ga boleh cari yg kaya. tapi klo kamu cuma cari pria yang punya banyak harta, tanpa peduli sikap tanggung jawab dan uletnya, kamu harus bersiap klo materi itu habis sebelum waktunya"
klo dipikir, tuh kata bapak emang bener sih.
harta itu ga abadi, bukan segalanya, tapi juga diperlukan. harta itu bisa di cari bersama asal pasangan kita mau di ajak berusaha. bukankah justru harta yang di cari bersama itu lebih indah?
aku suka disebut matre dalam point itu, tapi bukan berarti aku akan mencari pengangguran yang ulet. aku masih realistis, setidaknya aku inginnya yang punya kerjaan, pendapatku kala itu...
ah, sudahlah...malah dadi ngawur n ga fokus gini yak, emang ketahuan ilmunya masih cethek, ga bisa nulis dengan bener,qqq
*keknya ini aku lagi konslet gara2 salah pake baju, masak hari ini aku pakai kaos,qqq
jkt, 180908
tentunya tak lepas dari pertunjukan kehidupan yang ada setiap waktunya, terutama jika mengenai sosok pasangan ideal. pernahkah bertanya kepada seorang gadis seperti apa sosok pria idamannya?
dan jawabannya seringkali ga bakal lepas dari yang namanya materi (disamping hal lain yang juga tak kalah penting tentunya), seberapa kemampuan si pria memenuhi kebutuhan hidup si wanita . dan lalu, seringkali hal itu menyebabkan sebutan "matre" melekat pada cewe.
tapi apa iya itu namanya matre? dikit dikit dibilang matre.
klo menurutku pribadi, itu namanya realistis, selama pada takaran wajar..
ah... tak usah lah aku terlalu mengambil generalisasi.
aku mo ngomongin diri sendiri yang terkadang disebut matre (emang pernah, ya anggap aja pernah,hehe)
ketika aku di tanya, pria seperti apa yg kuingin, pasti ada 1 unsur materialitas di sana, selain unsur2 utama seperti agama, akhlak, dsb. bohong klo aku bilang tidak peduli materi. trus mo makan apa? cinta? makan aja tuh cinta klo bisa dimakan.
aku masih inget pesan korlak ku pas magang di bekasi dulu
"jadi wanita tuh kudu matre, jangan terlalu mengagungkan cinta"
kok matre pak, kataku
"iya, matre disini kamu jangan berpikir bahwa kamu harus mencari pria yang kaya raya, punya warisan segudang, karena pria yang hanya ngandalin warisan ortu tanpa berusaha mengembangkan, nantinya akan miskin ketika warisan itu habis. jangan pula diartikan bahwa matre haruslah pria yang "mapan" segalanya, itu suami orang semua, atau kalaupun ada, dia mungkin ga mau ma kamu yang cuma lulusan D1"
trus matre yang gimana?
" matre yang positif tentunya. carilah pria yang ulet dan punya tanggung jawab. pria seperti ini, setidaknya jika suatu hari nanti dia kesulitan materi, dia pasti akan berusaha keras untuk mengubah hidupnya, mencari sesuap nasi untuk keluarganya, bukan hanya berpangku tangan menyesali nasib dan menggantungkan hidup padamu."
ah, klo saya mah realistis, cari yang udah punya kerjaan tetap
"iya, tapi pekerjaan itu juga anugerah, bisa hilang kapan saja. jadi, tetaplah cari yang seperti bapak bilang tadi, yang klo dia pun kehilangan pekerjaan, dia akan tetap gigih berusaha mencari kerjaan apa aja, asal halal tentunya, bukan cuma sekedar terpuruk menyesali nasib"
"bukan berarti kamu ga boleh cari yg kaya. tapi klo kamu cuma cari pria yang punya banyak harta, tanpa peduli sikap tanggung jawab dan uletnya, kamu harus bersiap klo materi itu habis sebelum waktunya"
klo dipikir, tuh kata bapak emang bener sih.
harta itu ga abadi, bukan segalanya, tapi juga diperlukan. harta itu bisa di cari bersama asal pasangan kita mau di ajak berusaha. bukankah justru harta yang di cari bersama itu lebih indah?
aku suka disebut matre dalam point itu, tapi bukan berarti aku akan mencari pengangguran yang ulet. aku masih realistis, setidaknya aku inginnya yang punya kerjaan, pendapatku kala itu...
ah, sudahlah...malah dadi ngawur n ga fokus gini yak, emang ketahuan ilmunya masih cethek, ga bisa nulis dengan bener,qqq
*keknya ini aku lagi konslet gara2 salah pake baju, masak hari ini aku pakai kaos,qqq
jkt, 180908
Rabu, 17 September 2008
sepucuk surat cinta untuk mujahidku
Assalamualaikum Sayang ...
semoga untaian kata itu akan sentiasa kupagutkan kepada pagi yang menyambut kelopakmu setiap harinya ketika kau ada di sisiku.
Mujahidku . . .
apa kabarmu di sana? masihkah kau menantikan hadirku di nafasmu? masihkah kau harapkan langkahku mengiringi derapmu? masihkah ada ruang hatimu untukku tinggal?
Mujahidku ...
ketahuilah, disini aku masih menanti senyummu merekah manis di pelukku. degupku masih mengharap sentuhmu di sisi rasa...
Mujahidku ...
aku mungkin bahkan belum mengenali bayanganmu di segala rupa, tapi keyakinanku menuntunku bahwa Dia pasti akan mengirimkanmu untukku. Engkau yang mungkin kini sudah pernah kujumpai atau bahkan belum sama sekali. dan aku akan menunggu hingga saat perjumpaan itu.
Mujahidku ...
maaf... aku mungkin bukan gadis sempurna untukmu. tubuhku penuh dengan cacat luka yang mememar duka. telapakku kasar tergilas kerasnya noda. tapi aku akan merasa sangat beruntung jika kau menerimaku apa adanya, tanpa syarat.
Mujahidku ...
mungkin juga ... kau bukanlah pria paling sempurna yang pernah ku kenal. kau bahkan mungkin tak sebanding dengan mereka yang pernah ingin menyapa masuk dalam hatiku. tapi, jika Dia ternyata memilihmu untuk menghampiriku, maka aku pasti akan mengembangkan kedua lenganku, menyambutmu. kan kupuja kau sebagai separuh bagian dari jiwaku. apa adamu
Mujahidku ...
aku akan menunggumu hingga nanti Dia memberikan cahaya nyata bahwa engkaulah pendampingku, hingga Dia menyatukan kita dalam balutan kasih teruntai sebentuk janji atas namaNya.
Mujahidku ...
aku berharap nanti, jika hari itu nyata adanya, kita akan disandingkan dalam sebuah panggung bernama kehidupan. kaulah yang akan menjadi imamku. dan aku akan berdiri patuh sebagai makmummu. dan kita akan menapaki setapak kecil itu bersama bukan? kau akan meraih dan menggenggam erat jemariku, berdua kita memunguti setiap detil kerikil yang ada di sepanjang jejak.
Mujahidku ...
datanglah dengan membawa cinta untukku sebagai buah tangan.. karena aku menantimu hadir di sini, berharap ketika kau ada di hadapanku, Dia pun segera menyemai benih kasih untukmu di hatiku, membangun jembatan rindu yang kan menyatukan kita dalam naungan ridloNya.
Assalamualaikum ...
semoga salam itu nantinya akan mewarnai rumah kita, tergulir lembut di sepertiga malam bersamaan dengan untaian doa yang terjalin dalam sujud kita. semoga salam itu tertutur hangat di keremangan fajar atau pun di kekelaman malam yang menggantung diam... semoga salam itu senantiasa teriring ulasan senyum yang merekah bersama kilau mentari..
Mujahidku ...
semoga buih ombak menghanyutkan sepucuk suratku untukmu hingga kau membacanya. semoga semilir angin menerbangkan salamku yang kemudian menarikmu kepada cintaku.
hanya inilah yang ingin kusampaikan kepadamu lewat rintik rintik penantianku... dengan harap kau mendengarkan dengan segenap hatimu.
Wassalamu alaikum duhai engkau kekasihku...
semoga Allah senantiasa melindungimu dengan kasih sayangNya.
dan semoga kita dipersatukan hingga saatnya menggapai royyan.
namun jikapun kau tiada datang kepadaku, akupun tak akan melolong memintamu ada
ijinkan keyakinanku padaNya tetap ada di isi hati
*iseng mode on, wekeke
semoga untaian kata itu akan sentiasa kupagutkan kepada pagi yang menyambut kelopakmu setiap harinya ketika kau ada di sisiku.
Mujahidku . . .
apa kabarmu di sana? masihkah kau menantikan hadirku di nafasmu? masihkah kau harapkan langkahku mengiringi derapmu? masihkah ada ruang hatimu untukku tinggal?
Mujahidku ...
ketahuilah, disini aku masih menanti senyummu merekah manis di pelukku. degupku masih mengharap sentuhmu di sisi rasa...
Mujahidku ...
aku mungkin bahkan belum mengenali bayanganmu di segala rupa, tapi keyakinanku menuntunku bahwa Dia pasti akan mengirimkanmu untukku. Engkau yang mungkin kini sudah pernah kujumpai atau bahkan belum sama sekali. dan aku akan menunggu hingga saat perjumpaan itu.
Mujahidku ...
maaf... aku mungkin bukan gadis sempurna untukmu. tubuhku penuh dengan cacat luka yang mememar duka. telapakku kasar tergilas kerasnya noda. tapi aku akan merasa sangat beruntung jika kau menerimaku apa adanya, tanpa syarat.
Mujahidku ...
mungkin juga ... kau bukanlah pria paling sempurna yang pernah ku kenal. kau bahkan mungkin tak sebanding dengan mereka yang pernah ingin menyapa masuk dalam hatiku. tapi, jika Dia ternyata memilihmu untuk menghampiriku, maka aku pasti akan mengembangkan kedua lenganku, menyambutmu. kan kupuja kau sebagai separuh bagian dari jiwaku. apa adamu
Mujahidku ...
aku akan menunggumu hingga nanti Dia memberikan cahaya nyata bahwa engkaulah pendampingku, hingga Dia menyatukan kita dalam balutan kasih teruntai sebentuk janji atas namaNya.
Mujahidku ...
aku berharap nanti, jika hari itu nyata adanya, kita akan disandingkan dalam sebuah panggung bernama kehidupan. kaulah yang akan menjadi imamku. dan aku akan berdiri patuh sebagai makmummu. dan kita akan menapaki setapak kecil itu bersama bukan? kau akan meraih dan menggenggam erat jemariku, berdua kita memunguti setiap detil kerikil yang ada di sepanjang jejak.
Mujahidku ...
datanglah dengan membawa cinta untukku sebagai buah tangan.. karena aku menantimu hadir di sini, berharap ketika kau ada di hadapanku, Dia pun segera menyemai benih kasih untukmu di hatiku, membangun jembatan rindu yang kan menyatukan kita dalam naungan ridloNya.
Assalamualaikum ...
semoga salam itu nantinya akan mewarnai rumah kita, tergulir lembut di sepertiga malam bersamaan dengan untaian doa yang terjalin dalam sujud kita. semoga salam itu tertutur hangat di keremangan fajar atau pun di kekelaman malam yang menggantung diam... semoga salam itu senantiasa teriring ulasan senyum yang merekah bersama kilau mentari..
Mujahidku ...
semoga buih ombak menghanyutkan sepucuk suratku untukmu hingga kau membacanya. semoga semilir angin menerbangkan salamku yang kemudian menarikmu kepada cintaku.
hanya inilah yang ingin kusampaikan kepadamu lewat rintik rintik penantianku... dengan harap kau mendengarkan dengan segenap hatimu.
Wassalamu alaikum duhai engkau kekasihku...
semoga Allah senantiasa melindungimu dengan kasih sayangNya.
dan semoga kita dipersatukan hingga saatnya menggapai royyan.
namun jikapun kau tiada datang kepadaku, akupun tak akan melolong memintamu ada
ijinkan keyakinanku padaNya tetap ada di isi hati
*iseng mode on, wekeke
TUJUAN dan CINTA
Pagi ini seseorang bertanya kepadaku lewat sebuah pesan pendek :
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Boleh nanya?
Setiap manusia hidup pasti khan punya TUJUAN dan CINTA. Menurutmu diantara keduanya, mana yang kamu utamakan dahulu?
Tujuan
apa sih sebenarnya tujuan manusia itu hidup?
menurutku tak lain adalah demi meraih cinta Ilahi, demi mendapat yang lebih baik setelah ini, surga...
Cinta
setiap manusia bernyawa pasti dibekali sebentuk perasaan yang bernama cinta. Cinta di sini bukan melulu cinta antara dua insan (example pacar). bukan, lebih luas dari pada itu. cinta memiliki banyak wajah yang lebih indah dari sekedar itu kupikir.
Tujuan tak mungkin luput dari cinta. manusia meraih sebuah tujuan yang sebelumnya telah dirancangnya, minimal berdasarkan sebab bahwa ia mencintai dirinya sendiri. atau bahkan kemudian karena ia mencintai orang lain.
dan semua tujuan kecil yang dirancang pada akhirnya kembali kepada apa sih hakekat manusia dihidupkan olehNya? tak lain untuk menyembahNya, mencintaiNya, mengharap Dia pun mencintai kita, right?
Ketika manusia meraih Tujuan dengan membabi buta, menghalalkan segala cara, dan tanpa memasukkan sedikit saja unsur cinta, itu seperti robot menurut saya.
Namun ketika Cinta terlalu diagungkan, seperti halnya cinta kepada seorang kekasih (bukan suami) tanpa mempedulikan ke mana tujuan akhir, ini seperti kesiaan menurut saya, suatu kesalahan yang perlu perbaikan.
Jadi menurut saya TUJUAN dan CINTA adalah satu kesatuan yang saling mendukung.
ah... ini hanya pandangan sempit dari diri pribadi saya sendiri. masih berupa garis kasar dan dhoif tentunya. masih jauh dari kriteria objektivitas, bercampur dengan kentalnya subjektivitas diri. masih perlu belajar banyak untuk memperluas pengetahuan dan pandangan saya tentang kehidupan.
universitas kehidupan adalah tempat belajar paling baik dan tak lekang di makan jaman.
CMIIW
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Boleh nanya?
Setiap manusia hidup pasti khan punya TUJUAN dan CINTA. Menurutmu diantara keduanya, mana yang kamu utamakan dahulu?
Tujuan
apa sih sebenarnya tujuan manusia itu hidup?
menurutku tak lain adalah demi meraih cinta Ilahi, demi mendapat yang lebih baik setelah ini, surga...
Cinta
setiap manusia bernyawa pasti dibekali sebentuk perasaan yang bernama cinta. Cinta di sini bukan melulu cinta antara dua insan (example pacar). bukan, lebih luas dari pada itu. cinta memiliki banyak wajah yang lebih indah dari sekedar itu kupikir.
Tujuan tak mungkin luput dari cinta. manusia meraih sebuah tujuan yang sebelumnya telah dirancangnya, minimal berdasarkan sebab bahwa ia mencintai dirinya sendiri. atau bahkan kemudian karena ia mencintai orang lain.
dan semua tujuan kecil yang dirancang pada akhirnya kembali kepada apa sih hakekat manusia dihidupkan olehNya? tak lain untuk menyembahNya, mencintaiNya, mengharap Dia pun mencintai kita, right?
Ketika manusia meraih Tujuan dengan membabi buta, menghalalkan segala cara, dan tanpa memasukkan sedikit saja unsur cinta, itu seperti robot menurut saya.
Namun ketika Cinta terlalu diagungkan, seperti halnya cinta kepada seorang kekasih (bukan suami) tanpa mempedulikan ke mana tujuan akhir, ini seperti kesiaan menurut saya, suatu kesalahan yang perlu perbaikan.
Jadi menurut saya TUJUAN dan CINTA adalah satu kesatuan yang saling mendukung.
ah... ini hanya pandangan sempit dari diri pribadi saya sendiri. masih berupa garis kasar dan dhoif tentunya. masih jauh dari kriteria objektivitas, bercampur dengan kentalnya subjektivitas diri. masih perlu belajar banyak untuk memperluas pengetahuan dan pandangan saya tentang kehidupan.
universitas kehidupan adalah tempat belajar paling baik dan tak lekang di makan jaman.
CMIIW
Selasa, 16 September 2008
hanya sedang menangis
selaput tipis bening mengambang
menyambangi kedua pelupuk
mengabut larut dalam pandang
menitik gerimis
perlahan
meleleh dan mengalir
menganal muara lara
hanya itu...
ah ...
ternyata dia sedang menangis
berdiam tanpa suara
tiada isak sesenggukan
di pojok sana
ia sendiri
entahlah
apa yang meliputi hatinya
hingga air bening itu menganak sungai
meleler sepanjang pipi
ingin kudekati ia
kudekap dan kupinjamkan raga
tapi lenganku tak kukuh pula
dan mungkin pikirku
ia pun tak ingin terganggu
ia pun ingin sendiri dulu
ah... biarkan saja ia disana
biarkan ia menikmati tiap tetesnya
hingga mengering di titik akhir
menyambangi kedua pelupuk
mengabut larut dalam pandang
menitik gerimis
perlahan
meleleh dan mengalir
menganal muara lara
hanya itu...
ah ...
ternyata dia sedang menangis
berdiam tanpa suara
tiada isak sesenggukan
di pojok sana
ia sendiri
entahlah
apa yang meliputi hatinya
hingga air bening itu menganak sungai
meleler sepanjang pipi
ingin kudekati ia
kudekap dan kupinjamkan raga
tapi lenganku tak kukuh pula
dan mungkin pikirku
ia pun tak ingin terganggu
ia pun ingin sendiri dulu
ah... biarkan saja ia disana
biarkan ia menikmati tiap tetesnya
hingga mengering di titik akhir
Jumat, 12 September 2008
lelapkan aku pada malam
andai hangat rembulan mampu buatku lelap
andai terang gemintang mampu buatku terpejam
tapi ...
yang ada hanya dingin
yang menggigit sepi
di puncak malam
dan ingatan ini
mengusikku atasmu
sementara dirimu berlalu
aku hanya terpaku
bisu
menatap lesu
ah...
malam ini aku ingin tidur lelap
andai terang gemintang mampu buatku terpejam
tapi ...
yang ada hanya dingin
yang menggigit sepi
di puncak malam
dan ingatan ini
mengusikku atasmu
sementara dirimu berlalu
aku hanya terpaku
bisu
menatap lesu
ah...
malam ini aku ingin tidur lelap
Kamis, 11 September 2008
kelabu tipis dilangitku
kelabu tipis mengusik awan putih
kabut sutra menghadang di depan mentari
kupacu jantungku mengikuti arus padat Jakarta
menembus pekat yang tak semestinya ada
dingin menghembus mulus pada pori
menyusup tepat di titik sendi
kurapatkan jaketku semakin lekat
tapi tetap tak menghalau gemerutuk geligiku
ah, sepertinya hujan akan menyapa
dan benar saja
titik titik air mulai terburai dalam gerimis
seperti tetes bulir airmata
dalam setiap doa manusia
basah bumiku pagi ini
menyambut dan mendekapku
pada beku
ah...
tapi hatiku tak ingin mendung bersamanya
cukuplah kumasukkan sedikit sejuk ke katupnya
dan tentu
seulas senyum
menyambut hujan ...
kabut sutra menghadang di depan mentari
kupacu jantungku mengikuti arus padat Jakarta
menembus pekat yang tak semestinya ada
dingin menghembus mulus pada pori
menyusup tepat di titik sendi
kurapatkan jaketku semakin lekat
tapi tetap tak menghalau gemerutuk geligiku
ah, sepertinya hujan akan menyapa
dan benar saja
titik titik air mulai terburai dalam gerimis
seperti tetes bulir airmata
dalam setiap doa manusia
basah bumiku pagi ini
menyambut dan mendekapku
pada beku
ah...
tapi hatiku tak ingin mendung bersamanya
cukuplah kumasukkan sedikit sejuk ke katupnya
dan tentu
seulas senyum
menyambut hujan ...
Selasa, 09 September 2008
... beri aku sedikit ruang...
kenapa aku selalu terdesak disisi ini
terjepit di antara dua tembok
yang saling kukuh dengan angkuhnya
tak maukah mereka memberiku sedikit nafas
tak tahukah mereka aku sesak terjepit disini
tak bisakah mereka sedikit berpikir tentangku
knapa tak beri sedikit saja ruang gerak untukku
bahkan ketika aku tlah beranjak dari sisi itu
mereka tetap mengejarku
mendesakku
knapa harus seperti ini?
terjepit di antara dua tembok
yang saling kukuh dengan angkuhnya
tak maukah mereka memberiku sedikit nafas
tak tahukah mereka aku sesak terjepit disini
tak bisakah mereka sedikit berpikir tentangku
knapa tak beri sedikit saja ruang gerak untukku
bahkan ketika aku tlah beranjak dari sisi itu
mereka tetap mengejarku
mendesakku
knapa harus seperti ini?
Senin, 08 September 2008
tak apakah jika aku menyentuhnya?
ku lihat
di ujung ranting itu, seekor kupu kupu hinggap dengan manisnya
begitu rupawan dengan pesona warna warni
dan ku tahu
demikian tertawannya aku terhadapnya
entahlah
pesonanya yang demikian memikat
ataukah akalku yg tak lagi di tempat
tapi aku takut
aku takut ia bahkan akan lari terbirit
menjauhiku
pergi dengan rasa jijiknya
ketika melihat buruk rupaku
aku takut
pun ketika ia hendak tinggal
ketika aku mendekat
tangan kasarku akan melukainya
merosakkan keindahan campuran warnanya
atau bahkan mematahkan sayap indahnya
tidak...
aku akan membiarkannya tetap demikian
biarkan ia tetap di sana
terjaga
dan aku
aku akan hanya memandanginya lekat
dari arah sini
kurasa cukup
meski inginku menyentuhnya demikian besar
aku hanya tak ingin ia pergi
atau terluka dengan tanganku
di ujung ranting itu, seekor kupu kupu hinggap dengan manisnya
begitu rupawan dengan pesona warna warni
dan ku tahu
demikian tertawannya aku terhadapnya
entahlah
pesonanya yang demikian memikat
ataukah akalku yg tak lagi di tempat
tapi aku takut
aku takut ia bahkan akan lari terbirit
menjauhiku
pergi dengan rasa jijiknya
ketika melihat buruk rupaku
aku takut
pun ketika ia hendak tinggal
ketika aku mendekat
tangan kasarku akan melukainya
merosakkan keindahan campuran warnanya
atau bahkan mematahkan sayap indahnya
tidak...
aku akan membiarkannya tetap demikian
biarkan ia tetap di sana
terjaga
dan aku
aku akan hanya memandanginya lekat
dari arah sini
kurasa cukup
meski inginku menyentuhnya demikian besar
aku hanya tak ingin ia pergi
atau terluka dengan tanganku
Jumat, 05 September 2008
bolehkah aku merindu mu?
desir sayup suaramu melantun merdu
mengantarkan bait bait suci di hamparanku
syahdu di setiap nafas maknanya
melagu tergugu aku di akhirnya
"Maka Nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kau dustakan"
berulang dalam syairmu
bersama malam yang melarut
menanti fajar menyingsing pagi
ah kala itu ...
aku kini sedang mengenangnya
dan aku merindu
nyanyian bait baitmu
hanya dalam mimpi semuku saja
bolehkah?
mengantarkan bait bait suci di hamparanku
syahdu di setiap nafas maknanya
melagu tergugu aku di akhirnya
"Maka Nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kau dustakan"
berulang dalam syairmu
bersama malam yang melarut
menanti fajar menyingsing pagi
ah kala itu ...
aku kini sedang mengenangnya
dan aku merindu
nyanyian bait baitmu
hanya dalam mimpi semuku saja
bolehkah?
.............
terdiam aku di sini
terpaku aku menepi
melamun sepi
sendiri
hanya desau angin menghembus pipi
lembut dalam sunyi
kuarahkan jiwaku pada langit
kelam dingin menggigit
larutkan ku dalam pahit
tusukan luka yang tak berjahit
ah, bintangku meredup
menghilang dalam sekedip
menjauh dari pijar kerlip
terpaku aku menepi
melamun sepi
sendiri
hanya desau angin menghembus pipi
lembut dalam sunyi
kuarahkan jiwaku pada langit
kelam dingin menggigit
larutkan ku dalam pahit
tusukan luka yang tak berjahit
ah, bintangku meredup
menghilang dalam sekedip
menjauh dari pijar kerlip
Kamis, 04 September 2008
........rindukah..........
rasanya sudah beberapa saat aku tidak menyinggungnya
rasanya telah lewat beberapa waktu aku tidak menyentuhnya
apa aku rindu
ah...
atau aku hanya merasa sepi?
h m m...
tapi aku masih menikmati ...
meski cinta ingin kembali ...
aku masih suka sendiri ....
rasanya telah lewat beberapa waktu aku tidak menyentuhnya
apa aku rindu
ah...
atau aku hanya merasa sepi?
h m m...
tapi aku masih menikmati ...
meski cinta ingin kembali ...
aku masih suka sendiri ....
Rabu, 03 September 2008
...akhirnya ia pun hadir ...
kemarin aku masih menanti hadirnya
dengan cemas
bukan karena ia telah terlambat datang
tapi cemas kalau ia datang di saat tidak tepat
ketika matahari telah jauh tinggi atau nyaris terbenam
tapi
akhirnya
hari ini ia pun datang menyapaku
setelah beribu kesakitan mendera
seperti ribuan jarum yang menghunjam dalam
menusuk jatuh pada lambungku
perih melilit nyeri
dan aku pun tidak menikmati Ramadhan hari ini
tepat di dentang ke sembilan
meski setetespun belum kuteguk
secuilpun belum ku kenyam
ah... ternyata hari ini aku diijinkan beristirahat
meski kecewa melanda raga
tapi sedikit syukur ku menyusup rasa
ah... semoga sabarku masih mengajariku
menahan luapan emosi
yang kadang membabi buta
menelan logika
ah... semoga pikirku masih mampu
selalu mencoba dan meraba
jarak kebaikan yang tertera
sementara aku berlena jeda
dengan cemas
bukan karena ia telah terlambat datang
tapi cemas kalau ia datang di saat tidak tepat
ketika matahari telah jauh tinggi atau nyaris terbenam
tapi
akhirnya
hari ini ia pun datang menyapaku
setelah beribu kesakitan mendera
seperti ribuan jarum yang menghunjam dalam
menusuk jatuh pada lambungku
perih melilit nyeri
dan aku pun tidak menikmati Ramadhan hari ini
tepat di dentang ke sembilan
meski setetespun belum kuteguk
secuilpun belum ku kenyam
ah... ternyata hari ini aku diijinkan beristirahat
meski kecewa melanda raga
tapi sedikit syukur ku menyusup rasa
ah... semoga sabarku masih mengajariku
menahan luapan emosi
yang kadang membabi buta
menelan logika
ah... semoga pikirku masih mampu
selalu mencoba dan meraba
jarak kebaikan yang tertera
sementara aku berlena jeda
Langganan:
Postingan (Atom)