kemarin aku masih menanti hadirnya
dengan cemas
bukan karena ia telah terlambat datang
tapi cemas kalau ia datang di saat tidak tepat
ketika matahari telah jauh tinggi atau nyaris terbenam
tapi
akhirnya
hari ini ia pun datang menyapaku
setelah beribu kesakitan mendera
seperti ribuan jarum yang menghunjam dalam
menusuk jatuh pada lambungku
perih melilit nyeri
dan aku pun tidak menikmati Ramadhan hari ini
tepat di dentang ke sembilan
meski setetespun belum kuteguk
secuilpun belum ku kenyam
ah... ternyata hari ini aku diijinkan beristirahat
meski kecewa melanda raga
tapi sedikit syukur ku menyusup rasa
ah... semoga sabarku masih mengajariku
menahan luapan emosi
yang kadang membabi buta
menelan logika
ah... semoga pikirku masih mampu
selalu mencoba dan meraba
jarak kebaikan yang tertera
sementara aku berlena jeda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar