Selasa, 16 September 2008

hanya sedang menangis

selaput tipis bening mengambang

menyambangi kedua pelupuk

mengabut larut dalam pandang

menitik gerimis

perlahan

meleleh dan mengalir

menganal muara lara



hanya itu...



ah ...

ternyata dia sedang menangis

berdiam tanpa suara

tiada isak sesenggukan

di pojok sana

ia sendiri



entahlah

apa yang meliputi hatinya

hingga air bening itu menganak sungai

meleler sepanjang pipi



ingin kudekati ia

kudekap dan kupinjamkan raga

tapi lenganku tak kukuh pula



dan mungkin pikirku

ia pun tak ingin terganggu

ia pun ingin sendiri dulu



ah... biarkan saja ia disana

biarkan ia menikmati tiap tetesnya

hingga mengering di titik akhir

Tidak ada komentar: