Rabu, 17 September 2008

sepucuk surat cinta untuk mujahidku

Assalamualaikum Sayang ...

semoga untaian kata itu akan sentiasa kupagutkan kepada pagi yang menyambut kelopakmu setiap harinya ketika kau ada di sisiku.


Mujahidku . . .

apa kabarmu di sana? masihkah kau menantikan hadirku di nafasmu? masihkah kau harapkan langkahku mengiringi derapmu? masihkah ada ruang hatimu untukku tinggal?

Mujahidku ...

ketahuilah, disini aku masih menanti senyummu merekah manis di pelukku. degupku masih mengharap sentuhmu di sisi rasa...

Mujahidku ...

aku mungkin bahkan belum mengenali bayanganmu di segala rupa, tapi keyakinanku menuntunku bahwa Dia pasti akan mengirimkanmu untukku. Engkau yang mungkin kini sudah pernah kujumpai atau bahkan belum sama sekali. dan aku akan menunggu hingga saat perjumpaan itu.

Mujahidku ...

maaf... aku mungkin bukan gadis sempurna untukmu. tubuhku penuh dengan cacat luka yang mememar duka. telapakku kasar tergilas kerasnya noda. tapi aku akan merasa sangat beruntung jika kau menerimaku apa adanya, tanpa syarat.

Mujahidku ...

mungkin juga ... kau bukanlah pria paling sempurna yang pernah ku kenal. kau bahkan mungkin tak sebanding dengan mereka yang pernah ingin menyapa masuk dalam hatiku. tapi, jika Dia ternyata memilihmu untuk menghampiriku, maka aku pasti akan mengembangkan kedua lenganku, menyambutmu. kan kupuja kau sebagai separuh bagian dari jiwaku. apa adamu

Mujahidku ...

aku akan menunggumu hingga nanti Dia memberikan cahaya nyata bahwa engkaulah pendampingku, hingga Dia menyatukan kita dalam balutan kasih teruntai sebentuk janji atas namaNya.

Mujahidku ...

aku berharap nanti, jika hari itu nyata adanya, kita akan disandingkan dalam sebuah panggung bernama kehidupan. kaulah yang akan menjadi imamku. dan aku akan berdiri patuh sebagai makmummu. dan kita akan menapaki setapak kecil itu bersama bukan? kau akan meraih dan menggenggam erat jemariku, berdua kita memunguti setiap detil kerikil yang ada di sepanjang jejak.

Mujahidku ...

datanglah dengan membawa cinta untukku sebagai buah tangan.. karena aku menantimu hadir di sini, berharap ketika kau ada di hadapanku, Dia pun segera menyemai benih kasih untukmu di hatiku, membangun jembatan rindu yang kan menyatukan kita dalam naungan ridloNya.


Assalamualaikum ...

semoga salam itu nantinya akan mewarnai rumah kita, tergulir lembut di sepertiga malam bersamaan dengan untaian doa yang terjalin dalam sujud kita. semoga salam itu tertutur hangat di keremangan fajar atau pun di kekelaman malam yang menggantung diam... semoga salam itu senantiasa teriring ulasan senyum yang merekah bersama kilau mentari..


Mujahidku ...

semoga buih ombak menghanyutkan sepucuk suratku untukmu hingga kau membacanya. semoga semilir angin menerbangkan salamku yang kemudian menarikmu kepada cintaku.

hanya inilah yang ingin kusampaikan kepadamu lewat rintik rintik penantianku... dengan harap kau mendengarkan dengan segenap hatimu.


Wassalamu alaikum duhai engkau kekasihku...

semoga Allah senantiasa melindungimu dengan kasih sayangNya.

dan semoga kita dipersatukan hingga saatnya menggapai royyan.

namun jikapun kau tiada datang kepadaku, akupun tak akan melolong memintamu ada

ijinkan keyakinanku padaNya tetap ada di isi hati



*iseng mode on, wekeke

Tidak ada komentar: