Kamis, 11 September 2008

kelabu tipis dilangitku

kelabu tipis mengusik awan putih

kabut sutra menghadang di depan mentari

kupacu jantungku mengikuti arus padat Jakarta

menembus pekat yang tak semestinya ada

dingin menghembus mulus pada pori

menyusup tepat di titik sendi

kurapatkan jaketku semakin lekat

tapi tetap tak menghalau gemerutuk geligiku



ah, sepertinya hujan akan menyapa

dan benar saja

titik titik air mulai terburai dalam gerimis

seperti tetes bulir airmata

dalam setiap doa manusia



basah bumiku pagi ini

menyambut dan mendekapku

pada beku

ah...

tapi hatiku tak ingin mendung bersamanya

cukuplah kumasukkan sedikit sejuk ke katupnya

dan tentu

seulas senyum

menyambut hujan ...

Tidak ada komentar: