Kamis, 18 September 2008

realistis atau materialistis

kata kata "cewek matre" pasti sudah tak asing lagi di telinga kita. knapa seh cewe sering di dikaitkan dengan kata- kata "matre"?

tentunya tak lepas dari pertunjukan kehidupan yang ada setiap waktunya, terutama jika mengenai sosok pasangan ideal. pernahkah bertanya kepada seorang gadis seperti apa sosok pria idamannya?

dan jawabannya seringkali ga bakal lepas dari yang namanya materi (disamping hal lain yang juga tak kalah penting tentunya), seberapa kemampuan si pria memenuhi kebutuhan hidup si wanita . dan lalu, seringkali hal itu menyebabkan sebutan "matre" melekat pada cewe.

tapi apa iya itu namanya matre? dikit dikit dibilang matre.

klo menurutku pribadi, itu namanya realistis, selama pada takaran wajar..

ah... tak usah lah aku terlalu mengambil generalisasi.

aku mo ngomongin diri sendiri yang terkadang disebut matre (emang pernah, ya anggap aja pernah,hehe)

ketika aku di tanya, pria seperti apa yg kuingin, pasti ada 1 unsur materialitas di sana, selain unsur2 utama seperti agama, akhlak, dsb. bohong klo aku bilang tidak peduli materi. trus mo makan apa? cinta? makan aja tuh cinta klo bisa dimakan.

aku masih inget pesan korlak ku pas magang di bekasi dulu

"jadi wanita tuh kudu matre, jangan terlalu mengagungkan cinta"

kok matre pak, kataku

"iya, matre disini kamu jangan berpikir bahwa kamu harus mencari pria yang kaya raya, punya warisan segudang, karena pria yang hanya ngandalin warisan ortu tanpa berusaha mengembangkan, nantinya akan miskin ketika warisan itu habis. jangan pula diartikan bahwa matre haruslah pria yang "mapan" segalanya, itu suami orang semua, atau kalaupun ada, dia mungkin ga mau ma kamu yang cuma lulusan D1"

trus matre yang gimana?

" matre yang positif tentunya. carilah pria yang ulet dan punya tanggung jawab. pria seperti ini, setidaknya jika suatu hari nanti dia kesulitan materi, dia pasti akan berusaha keras untuk mengubah hidupnya, mencari sesuap nasi untuk keluarganya, bukan hanya berpangku tangan menyesali nasib dan menggantungkan hidup padamu."

ah, klo saya mah realistis, cari yang udah punya kerjaan tetap

"iya, tapi pekerjaan itu juga anugerah, bisa hilang kapan saja. jadi, tetaplah cari yang seperti bapak bilang tadi, yang klo dia pun kehilangan pekerjaan, dia akan tetap gigih berusaha mencari kerjaan apa aja, asal halal tentunya, bukan cuma sekedar terpuruk menyesali nasib"

"bukan berarti kamu ga boleh cari yg kaya. tapi klo kamu cuma cari pria yang punya banyak harta, tanpa peduli sikap tanggung jawab dan uletnya, kamu harus bersiap klo materi itu habis sebelum waktunya"

klo dipikir, tuh kata bapak emang bener sih.

harta itu ga abadi, bukan segalanya, tapi juga diperlukan. harta itu bisa di cari bersama asal pasangan kita mau di ajak berusaha. bukankah justru harta yang di cari bersama itu lebih indah?

aku suka disebut matre dalam point itu, tapi bukan berarti aku akan mencari pengangguran yang ulet. aku masih realistis, setidaknya aku inginnya yang punya kerjaan, pendapatku kala itu...

ah, sudahlah...malah dadi ngawur n ga fokus gini yak, emang ketahuan ilmunya masih cethek, ga bisa nulis dengan bener,qqq



*keknya ini aku lagi konslet gara2 salah pake baju, masak hari ini aku pakai kaos,qqq

jkt, 180908

Tidak ada komentar: